tebuireng.online-Kamis (6/10/16) halaman kantor Gubernur Riau dipenuhi oleh para santri dan Kiai. Para santri dan Kiai tersebut bukanlah untuk berdemo, akan tetapi mereka ingin mengikuti apel akbar dalam rangka  memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2016 yang diadakan oleh (Forum Komunikasi Pondok Pesantren) Propinsi Riau.

Peringatan Hari Santri yang seharusnya diperingati pada tanggal 22 Oktober ini, Prof. Mujahidin selaku ketua panitia dan ketua FKPP menyampaikan bahwa peringatan hari santri di Riau diadakan pada 6 Oktober karena disesuaikan dengan jadwal Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dzakiri yang bisa hadir pada tanggal tersebut, dan Prof. Mujahidin akan berhalangan hadir jika acara diadakan pada tanggal 22 Oktober, karena pada tanggal itu beliau akan menghadiri acara hari santri secara nasional di Banten.

Dalam kesempatan ini Pesantren Tebuireng 4 mengirim 24  santri untuk mengikuti acara tersebut. Mengingat jarak yang sangat jauh Pesantren Tebuireng hanya mengirim para ketua kamar dan asrama saja. Yakni yang terdiri dari 10 ketua kamar putra, 7 ketua kamar putri serta 2 ketua asrama putra, 2 ketua asrama putri dan 3 santri yang menjabat sebagai tenaga kesehatan. Serta tak lupa menyertakan pengurus yayasan dan pengurus Pesantren. Meski semua santri tak bisa hadir, besar harapan nanti setiap ketua kamar maupun asrama bisa menyampaikan informasi yang didapat dari acara tersebut kepada anggota kamarnya.

Sebelum apel akbar dimulai, para santri dan Kiai serta Gubernur Riau H.Arsyadjuliandi Rachman menjalankan sholat asar berjamaah di halaman kantor Gubernur. Usai sholat ashar berjamaah dilanjutkan dengan acara apel akbar yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, doa, laporan panitia, pembacaan Resolusi Jihad KH. M. Hasyim Asy’ari, ikrar santri serta dilanjutkan dengan sambutan oleh gubernur Riau.

Majalah Tebuireng

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya mengatakan, banyak lulusan pondok pesantren yang telah berhasil menunjukkan eksistensinya di bidang perpolitikan dan kepemimpinan Indonesia. Seperti, Menteri M. Hanafi Dzakiri dan Khofifah selaku Mensos. Untuk itu ia berharap agar santri harus menunjukkan eksistensinya, karena menteri ketenagakerjaan, Mensos juga alumni pesantren.

Setalah apel selesai, dilanjutkan dengan orasi ilmiah yang dibacakan oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dzakiri. Di hadapan 4.636 santri yang hadir. Bapak mentri memotifasi para santri agar tetap bangga menjadi santri, karena kebanyakan masyarakat santri hanya pandai mengaji, akan tetapi pada kenyataannya seorang santri bisa menjadi Menteri, KH. A.Wahid Hasyim contohnya dan bahkan bisa menjadi Presiden seperti KH. Abdurrahman wahid. Disamping itu Beliau juga berpesan kepada para santri untuk selalu menjaga keutuhan NKRI.(Mujib/Aldo)