Oleh: Devi Yuliana*

Menjadi seorang anak yang masih memiliki orang tua lengkap tentunya merupakan hal yang sangat patut disyukuri. Yakni ketika masih ada yang selalu mendoakan keselamatan serta kesuksesan kita, masih memiliki tempat untuk berkeluh kesah, memiliki sosok guru yang siap mendidik 24 jam dalam sehari. Bukankah itu merupakan nikmat yang sangat besar namun terkadang terlupakan.

Namun di satu sisi, pasti ada suatu ketika di mana apa yang kita inginkan dan apa yang kita harapkan tidak disetujui oleh orang tua bahkan tak jarang kita diminta untuk mengikuti kemauan mereka. Misalnya saja, ketika kita ingin masuk universitas impian kita, namun orang tua tak mendukung dan justru menyarankan kita kerja saja. Atau misalnya lagi, ketika kita ingin bepergian ke suatu tempat yang jauh dengan kawan-kawan, namun orang tua justru melarang kita untuk pergi karena khawatir. Mungkin sebagai anak kita akan merasa kesal dan merasa seolah orang tua kita tidak ingin kita bahagia.

Satu hal lagi yang sering diperdebatkan antara orang tua dan anak ialah masalah pernikahan dan pasangan. Sudah banyak pasangan yang tidak jadi menikah dikarenakan restu orang tua. Ada pula beberapa pasangan yang malah nekat menikah tanpa restu orang tua dengan alasan “cinta”. Hal ini akan berimbas pada tidak adanya kebahagiaan pasca menikah, karena tidak ada restu orang tua.

Remaja di tahun ini tentu sangat berbeda dengan remaja pada tahun 80-90 an. Masuknya internet di Indonesia memberi banyak dampak positif sekaligus negatif pada generasi muda. Westernisasi yang hadir sedikit demi sedikit mengikis akhlak ketimuran bangsa Indonesia. Mungkin bagi sebagian orang tua yang bisa mengikuti perkembangan zaman masih bisa mengontrol anak-anak mereka. Namun bagaimana yang sudah tak bisa mengontrolya?. Tugas kita sebagai generasi Islami untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

Majalah Tebuireng

Terdapat sebuah hadis yang menjelaskan betapa pentingnya ridlo atau restu orang tua dalam setiap langkah kehidupan seseorang:

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ النَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ». أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.

Artinya: Diceritakan dari Abdillah bin Umar RA., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda “Ridlo Allah terdapat pada ridlo orang tua, dan murkanya Allah terdapat pada murka orang tua.”

Dari hadis di atas dapat diambil pelajaran bahwa betapa pentingnya restu orang tua hingga Allah memberikan ridlo-Nya bersama ridlo orang tua. Begitu pula dengan murka Allah yang bisa terpicu akibat murka orang tua.

Saudara beriman, sudah sepatutnya kita meminta restu orang tua kita dalam setiap tindakan, karena dengan restu dan ridlo tersebut, hidup kita akan menjadi aman dan tentram. Sudah bukan rahasia umum lagi jika seorang yang sering membantah kepada orang tuanya hidupnya sengsara di kemudian hari. Dosa durhaka kepada orang tua merupakan dosa yang akan langsug dibalas oleh Allah selama di dunia. Oleh sebab itu, hendaknya kita sebagai anak selalu berbuat baik kepada mereka karena merekalah yang telah mendidik kita dari lahir, ibu kita lah yang berjuang mengandung, melahirkan, serta menyusui dengan payahnya. Apakah kita akan membalas perjuangan tersebut dengan sifat durhaka? Naudzubillah.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari

[fb_plugin comments width=”100%”]