Sumber gambar: https://www.kompasiana.com

Oleh: Pluralisa*

 

Rayapanmu melekat

Dalam sayap kerapuhan

Ini sudah menua,

Majalah Tebuireng

Jangan sentuh lagi

Atau rayapnya

Lebih penuh nan rapuh

Dalam kebusukan hampa

Berakhir positif

 

Kukerahkan tuk menjamah

Baris  sekuel-sekuel itu

Hari itu paling memonopoli

Antara kucaran terjemah

Hey, ini lebih rumit lagi

 

Pak tua itu berjalan

Dalam kumparan hitam

Nan tegak menyala

Mereka di bawah menatapi

Plus dan minus

 

Katakana pada setelan

Yang di ukur dahulu

Kau  akan hidup ( lagi)

Setelah 5,  atau apalagi

10 kemudian.

Jujur saja,

Senyum itu membuat

Dia, kamu kita merasa ngilu


*Siswi MAPM serta santri Pesantren Walisongo Cukir Jombang.