ilustrasi gambar: www.google.com

:Keresahan Seorang Hamba

Oleh: Luluatul Mabruroh*

Allah, aku dan segala harapanku. Aku dan segala kecemasanku. Aku dan segala ketakutanku. Aku dan segala kekalutanku. Aku yang seringkali bersembunyi. Aku yang tak pernah siapa pun ketahui. Aku yang hanyalah sebutir debu yang tak kunjung bertemu eksistensiku. Allahku, bilamana aku bertemu kerapuhanku. Pecahlah aku andai saja tak kutemukan kekuatanmu dalam diriku.

Bilamana kecemasan menemuiku, tiadalah daya bagiku kecuali Engkau semata penolongku. Allahku yang kucinta. Aku belum menemukan jawab dari segala tanya yang berhamburan. Allahku, ingin kutanya sebab pada langit yang bisu.

Ingin kutanya kenapa pada hamparan laut biru, ingin ku alirkan tangis pada bumi yang lusuh, namun penjara hatiku mengungkungku dalam dekap keangkuhan yang tak tersentuh. Andai setetes syafa’at Nabimu dapat kurasa mestilah aku takkan tergugu dengan kejamnya perasaanku.

Majalah Tebuireng

Allahku, aku tidak tahu. Dan hanya selalu itu yang aku tahu, bahwa yang aku tahu adalah bahwa aku benar-benar tidak tahu. Aku ingin mengambil langkah, namun aku selalu takut melanjutkannya. Aku selalu tidak berani menghadapinya. Padahal hanya sedikit keberanian dapat mengubah segalanya.

Setidaknya dengan langkah itu kita bisa memulai keberanian kita. Berani tak didengarkan. Berani diabaikan. Berani dihiraukan. Berani tak dibaca. Berani tak dilihat. Berani tak dihargai. Mengapa semua orang selalu mengimpikan untuk didengarkan?

Mengapa semua orang selalu mengharapkan untuk diperhatikan? Mengapa semua orang selalu mengejar penghargaan? Adakah itu fitrah manusia atau obsesi semata? Apakah itu keharusan atau sekadar mengejar kepuasan? Itulah manusia.

Selalu bermimpi untuk diakui. Hal yang semestinya bukanlah pengakuan, akan tetapi pengabdian. Pengabdian yang setulus-tulusnya pada hal-hal yang membuatmu menjadi bermanfaat. Tidak peduli bagaimana orang memandangmu, hanya Allah yang benar-benar tau bagaimana dirimu.

Mengapa Allah selalu membuatmu tak terlihat? Itu adalah bagaimana cara Allah melindungimu dari popularitas yang hanya akan menjatuhkanmu jika kau menyandangnya. Allah mengajarimu agar engkau lebih bersabar dalam menata hati. Menegarkan hatimu untuk hal-hal yang lebih penting dan bermanfaat.

*Santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.