Tebuireng.online-  Guna membuat murid cinta dan mau belajar matematika dengan sungguh-sungguh, Pesantren Tebuireng melakukan kerja sama dengan NU Circle untuk Launching & Training of Trainer (ToT) Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) pada Sabtu (11/01/20) di lantai 1 gedung  KH. Yusuf Hasyim. Acara ini akan diselenggarakan selama dua hari yakni pada tanggal 11-12 Januari 2020. Peserta dari acara ini kebanyakan berprofesi sebagai guru sejumlah 36 orang.

“Diadakannya acara ini agar para guru bisa memahami cara belajar matematika  sesuai tema yakni bernalar konstektual, sederhana, dan mendasar,” ungkap M. Suja Sirojul Millah salah satu panitia.

Dalam rangkaian acara pada pagi ini, Ahmad Rizali (Ketua Presidium Gernas Tastaka) dalam presentasinya menjelaskan bahwa materi dan metode yang akan kita bahas adalah awal pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD).

Beliau memberikan pertanyaan kepada peserta, “Berapa persen anak SD kelas 5 yang menjawab benar ¾ + ¾?”. Salah seorang peserta menjawab 50%. “Kurang tepat, survei membuktikan ternyata anak yang mampu menjawab dengan benar hanya 30%. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah bagaimana menggandakan matematika dalam pelajaran matematika tersebut,” ungkapnya.

Salah satu peserta Nur Avia (Guru SD Taman Bahasa Pasuruan) menjelaskan bahwa sebenarnya belajar matematika tidak sulit, semua tergantung gurunya. Apabila gurunya metode pembelajarannya kurang baik dan kurang kreatif pasti murid akan malas untuk belajar, efek dari malas pastinya jelek, jadi harapan kami selaku para guru supaya kita bisa mendapatkan metode-metode belajar matematika yang baik dan muridpun bersemangat untuk belajar.

Majalah Tebuireng

Pewarta: Almara