Prof. Masykuri memberikan orasi ilmiah dalam pembukaan Hari Santri Nasional Pesantren Tebuireng Jombang. (foto: zidan/to)

Tebuireng.onlie– Presidium Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Prof. Dr. Masykuri Bakri menghadiri acara pembukaan rangkaian peringatan “Resolusi Jihad” Pesantren Tebuireng. Kali ini ia diberi kesempatan untuk menyampaikan orasi ilmiah di hadapan para santri, pengurus, dan asatidz. Di hadapan para hadirin beliau menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan “Resolusi Jihad”, khususnya yang berhubungan dengan KH. M. Hasyim Asy’ari. 

“Berbicara tentang hari santri, tidak bisa lepas dengan nama besar Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Banyak orang selalu kagum dengan sosoknya yang memberikan inspirasi bukan hanya untuk santri, tapi juga untuk bangsa dan negara. Kiai Hasyim merupakan sebuah profil dari surah Al-Qasas inna man istakjarta qawiyyul amin. Jika diletakkan pada pribadi Kiai Hasyim, maka akan menggambarkan sosok yang luar biasa. Beliau orang kuat dari sisi pendidikan, jihad, politik, ekonomi, budaya, apalagi agamanya,” ungkap Rektor Unisma Malang itu, dalam orasinya pada Senin (10/10/2022). 

Dalam lingkup kecil, lanjutnya, ada tiga poin yang dapat diambil dari sosok Kiai Hasyim. Pertama, Kiai Hasyim adalah tokoh yang memiliki multi kompetensi. Bukan hanya satu kompetensi, tapi memiliki banyak kompetensi. Beliau sebagai pendidik yang membina santri, masyarakat, dan umat. Baik dari bidang agama maupun bidang sosial. Contoh, sebagai petani beliau tidak hanya memposisikan dirinya hanya sebagai petani, tapi beliau juga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar. 

“Beliau (red. Kiai Hasyim) juga menguasai tentang strategi politik, bagaimana tidak? Belanda yang berada di Indonesia pada saat itu, beliau mempersiapkan anak-anak muda yang punya semangat tinggi membela tanah air. Terbukti pada puncaknya yakni Resolusi Jihad. Selain itu, beliau juga manusia yang ahli dalam strategi politik, meski bukan politisi,” imbuhnya. 

Kedua, Kiai Hasyim adalah sosok yang sangat profesional. Digambarkan dengan kondisi Indonesia yang saat itu masih dijajaki oleh NICA dan Inggris, beliau adalah pengatur strategi perang. Tidak butuh waktu lama, hanya satu bulan untuk mengusir mereka. Kuncinya adalah pada penyebaran slogan Hubbul Wathan min Al-Iman. 

Majalah Tebuireng

“Lalu apa makna Hubbul Wathan min al-Iman bagi kita sekarang? Bagi santri adalah belajar dengan tekun, mengembangkan kompetensinya, keterampilannya, dalam rangka untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Dan yang paling penting adalah posisi kita sebagai santri, jadi tidak ada mantan santri. Alumni pesantren Tebuireng boleh, tapi jiwa santri masih melekat dalam jiwa dan dada kita,” pesannya di sela-sela orasi. 

Prof. Masykuri mengakui kekagumannya kepada Kiai Hasyim, menurutnya Kiai Hasyim tidak hanya memberikan inspirasi santri, tapi juga negara. Beliau tidak mengukur pengabdian dirinya terhadap negara ini dengan apa pun, tidak ada unsur transaksional dalam diri beliau. Karena beliau lillahi ta’ala, tidak ada alasan lain membela negara ini selain karena Allah. Itu adalah kualitas pengabdian Mbah Hasyim kepada Allah. 

“Sosok Kiai Hasyim juga merupakan tokoh yang memberikan inspirasi banyak masyarakat Indonesia. Baik pemikirannya, sikapnya, atau kepribadiannya. Harusnya kita malu ketika kita sampai pada taraf mampu menginspirasi. Kalaupun tidak bisa, jangan sampai kita malah memberikan beban kepada masyarakat. Usahakan kita hadir di tengah-tengah masyarakat dengan membawa solusi,” tegasnya.

Ketiga, Kiai Hasyim adalah sosok yang pemberani. Beliau menjadi pelopor jihad tanpa takut siapa pun, yang ditakuti hanya Allah. Selain pemberani beliau juga mewarnainya dengan pribadi yang bijaksana. Beliau adalah sosok pemimpin yang populis, tidak elitis. 

Pewarta: Indra Yahya