tebuireng.online– Ahad malam (10/05/15), PYF (Pro Yakin Foundation) kembali mengadakan Sekolah Aswaja untuk yang kedua kalinya. Setelah pada pertemuan pertama lalu menghadirkan Dr. KH. Ahmad Mustain Syafi’i, pada pertemuan kali ini menghadirkan ketua Aswaja NU Center Jombang, Yusuf Suharto.

Sekolah Aswaja ini diadakan atas kerja sama PYF, PMII Jombang, dan Pengurus Ranting NU Jatirejo dengan tema “Memperkuat Paham Ahlussnnah wal Jama’ah di Era Globalisasi”. Sekolah Aswaja ini diagendakan hingga enam kali pertemuan yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali di Rumah Belajar PYF, Pacolgowang. kegiatan ini diikuti oleh para mahasiswa-mahasisiwi Unipdu, Undar, Ma’had Aly Tebuireng, Unhasy, STIT UW, dan sahabat-sahabat PMII Jombang. 

Dalam paparannya, Ust. Yusuf suharto menjelaskan tentang Ahlussunnah Wal Jamaah mulai sejarah kemunculan aswaja, hingga perjalanan Aswaja bisa sampai ke Indonesia. “Akidah Ahlussunnah wal Jamaah secara substantif telah ada sejak zaman sahabat, sedangkan yang dilakukan Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari adalah menyusun doktrin paham akidah Ahlussunnah Wal Jamaah secara sistematis, sehingga menjadi pedoman atau madhab resmi umat islam”, tutur pemateri.

Saat memasuki sesi tanya jawab, pemateri yang juga Sekrteris Persatuan Guru NU (Pergunu) Jombang ini menjelaskan tentang keadaan NU sekarang terlihat adem-ayem. Dalam amaliyah Menurutnya NU kalah dengan HTI dan PKS yang tiap hari mengontrol jama’ahnya.

“Puasa Senin-Kamisnya saja terkontrol loh, kenapa? Munkin dikarenakan kita terlalu asyik dengan jumlah kita yang banyak, muslim di dunia 80 persen penganut Paham aswaja, ada yang berafiliasi ke Imam Ahmad bin Hambal,dan Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari”, jelasnya. Ia juga menceritakan bahwa di Amerika umat muslim sangat berjuang dengan semangat yang tinggi. “Kita teralu gemuk, untuk jalan saja, kita tak kuat”, tambahnya dengan nada bergurau.

Majalah Tebuireng

Yusuf suharto juga menegasakan “Kita jangan ragu berpaham Ahlussunnah Wal Jamaah! Karena selain paham yang mayoritas dianut muslimin di dunia, Aswaja ini secara sanad (mata rantai) keilmuan paling jelas dibanding paham-paham yang lain bahkan mereka itu tidak mempunyai mata rantai sehingga paham mereka perlu dipertanyakan kebenarannya” terangnya kemudian.
Menurut, H. Abdul Rojak, ketua PYF, Sekolah Aswaja ini sangat penting. Karena saat ini mahasiswa jarang sekali bahkan hampir tidak pernah mendikusikan masalah-masalah yang berhubungan dengan Aswaja. Ia berharap Sekolah Aswaja ini mampu mengarahkan mahasiswa agar tidak terjerumus ke aliran-aliran yang mengatasnamakan Aswaja namun dalam praktiknya jauh dari nilai-nilai Aswaja yang moderat dan toleran. (aldo/abror)