Tebuireng.online- Ceruk Ijuk – Ponpes Madani Tebuireng XIV Bintan, Riau, menyelenggarakan ujian tasmi’ al-Quran bil-ghaib yang ke-3 di ruang studio kepondokan setempat, Rabu (10/02/21).

Ujian kali ini merupakan kelanjutan dari ujian yang pertama pada Ahad (15/11/20) dengan peserta Wahyu Etika Putri asal Karimun (juz 26, 27, 28, 29 dan 30) dan Annisatul Falihah asal Karimun (juz 1,2,3, 29 dan 30). Dan ujian kedua pada Selasa (15/12/20) dengan peserta Muhammad Gilang Apriadi asal Karimun dengan tasmi’ juz 1, 2, 28, 29 dan 30.

Ujian ketiga ini diikuti oleh 3 santri peserta yang terdiri dari 1 santri putra oleh Dwi Baskoro Gunawan (Bintan) yang membaca juz 30 dan juz 1 yang dimustami’kan oleh ananda M. Naufal Ramadhan dan 2 santri putri (masing-masing membaca juz 30) yang bernama Adinda Siti Syari’ah (Bintan) dan Bunga Salsabila (Tanjungpinang), yang dimustami’kan oleh oleh Wahyu Etika Putri dan Annisatul Falihah, secara bergiliran.

Para peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, karena menjadi salah satu syarat dalam mengikuti wisuda Maret mendatang. Program tasmi’ al-Qur’an bil-ghoib ini telah diselenggarakan sejak tahun lalu sekaligus menjadi motivasi untuk para santri tahfizh yang lain.

“Kita berharap metode ini dapat meningkatkan motivasi anak-anak untuk lebih semangat dalam menghafal sekaligus melancarkan hafalannya. Karena banyak dari anak-anak terkadang hanya fokus dalam menambah hafalannya saja, sehingga lupa dengan hafalan sebelumnya. Oleh karena itu, Prodi bidang Tahfizh Ponpes Madani Tebuireng Bintan mencoba untuk melaksanakan model seperti ini sekaligus menjadi persyaratan dalam mengikuti wisuda binadhor dan tahfidz di Ponpes Madani Tebuireng Bintan juga harapannya terus berkembang dan lebih baik,” ucap Ketua Prodi Bidang Tahfizh Madani Tebuireng Irfan Nurullah melalui wawancara kepada pewarta Rabu (10/02).

Majalah Tebuireng

Agenda seperti ini juga akan disusul dengan tasmi’ bagi santriwan dan santriwati yang telah mencapai hafalan 10 juz atau lebih.
“Ke depan, diprediksikan jumlah peserta akan terus bertambah karena beberapa santriwan/wati sudah banyak yang hampir memenuhi persyaratan untuk menjadi peserta tasmi’,” katanya.

Salah satu peserta, Dwi Baskoro Gunawan, mengatakan dirinya merasa tertantang sekaligus nervous pada metode ujian seperti ini. “Awalnya sangat gugup dan takut untuk tampil jadi peserta karena disaksikan oleh para asatidz juga. Tapi kami niatkan ini sebagai ajang belajar dan menjadi lebih baik hafalannya. Doakan kami ustad dan ustazah semoga istiqamah,” kata Baskoro yang juga gemar bermain sepakbola ini.

Pewarta: Ust. Wawan