Icon Piala Dunia 2022 di Qatar dan lambang bendera LGBT

Oleh: Nurdiansyah Fikri Alfani*

Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi sorotan mata dunia. Bagaimana tidak, Qatar yang dipercaya FIFA menjadi tuan rumah menggelontorkan dana yang fantastis yaitu sekitar 200 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 3,13 kuadriliun. Hal ini mencatatkan sejarah bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi piala dunia termahal sepanjang sejarah, tentunya tidak mengherankan jika Qatar menggelontorkan dana sebanyak itu karena notabene ia dikenal sebagai salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia.

Masyarakat Qatar sendiri maupun negara lain sangatlah antusias mengikuti perkembangan berita piala dunia 2022 kali ini, mulai dari yang mengikuti berita lewat media sosial ataupun langsung hadir di Qatar untuk mendukung langsung negara mereka bermain sepak bola.

Dari antusiasme masyarakat Qatar sendiri dan luar negeri banyak sekali yang memanfaatkan hal ini mulai dari sektor ekonomi, pariwisata, bahkan politik. Kemudian isu saat ini yang sangat kontroversi adalah LGBT, Qatar sangatlah konsisten agar piala dunia yang diadakan di negara mereka bebas dari mereka yang menyuarakan kebebasan HAM kaum LGBT yang lagi ramai digaungkan di Eropa, kemudian kebijakan Qatar ini didukung oleh FIFA dengan adanya peraturan yang melarang atribut LGBT dilarang masuk ke stadion karena dianggap mendukung kaum tersebut.

Memang banyak negara-negara di Eropa yang sudah melegalkan LGBT, dan bahkan parahnya hal seperti itu dianggap wajar di sana, karena mereka menggunakan dalih kebebasan HAM setiap orang haruslah dihargai. Di piala dunia 2022 kampanye LGBT juga dilakukan oleh salah satu timnas dari eropa yaitu Jerman, mereka secara terang-terangan mengkampanyekan kebebasan HAM bagi kaum LGBT.

Majalah Tebuireng

Mereka mendukung kaum LGBT di piala dunia 2022 Qatar dengan menggunakan ban kapten dan sepatu dengan stiker berwarna pelangi ketika bermain, mereka juga melakukan protes terhadap pemerintah Qatar yang dianggap menghalangi kebebasan HAM dengan menutup mulut mereka ketika sesi foto bersama.

Seiring berjalannya pertandingan-pertandingan di piala dunia 2022, banyak negara yang protes terhadap kebijakan FIFA yang melarang atribut LGBT untuk masuk ke stadion ketika berlangsungnya pertandingan, di antara negara-negara yang protes tersebut adalah Denmark, Wales, Inggris, dan Jerman, mereka mengancam akan keluar dari federasi FIFA jika peraturan tersebut masih dijalankan.

Akibat banyak mendapatkan kritikan dan ancaman dari berbagai macam pihak akhirnya FIFA secara resmi merubah peraturan yang awalnya melarang atribut LGBT masuk ke stadion diubah menjadi diperbolehkannya mereka yang memakai atribut LGBT untuk masuk ke stadion dan melihat pertandingan.

Qatar sendiri yang menjadi tuan rumah harus mengikuti perubahan peraturan FIFA ini demi kesuksesan piala dunia 2022, tetapi tentunya pemerintah Qatar dan masyarakat di sana yang notabene mayoritas muslim tetap teguh pendirian menolak adanya LGBT di muka bumi, karena perbuatan tersebut dilarang oleh agama Islam. Hal ini pernah disinggung oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya:

وَمَنْ رَضِيَ عَمَلَ قَوْمٍ حُشِرَ مَعَهُمْ كَمَا حُشِرَتْ امْرَأَةُ لُوطٍ مَعَهُمْ وَلَمْ تَكُنْ تَعْمَلُ فَاحِشَةَ اللِّوَاطِ فَإِنَّ ذَلِكَ لَا يَقَعُ مِنْ الْمَرْأَةِ لَكِنَّهَا لَمَّا رَضِيَتْ فِعْلَهُمْ عَمَّهَا الْعَذَابُ مَعَهُمْ [1]

Dan barangsiapa yang ridho/setuju terhadap perbuatan suatu kaum maka ia akan digiring (diadzab) seperti mereka, seperti diadzabnya istri nabi Luth bersama kaumnya, padahal dia tidak melakukan liwath,, karena sesungguhnya hal itu tidak terjadi karena perbuatan keji wanitanya (istri nabi luth) tetapi karena ia ridho/setuju terhadap perbuatan kaum Sodom, maka berlakulah adzab bersama mereka.

Tentu boleh-boleh saja mereka kaum LGBT atau mereka yang mendukungnya untuk berpartisipasi di piala dunia 2022, tetapi secara agama kita sebagai umat muslim harus menolaknya, karena itu bertentangan dengan syariat agama.


[1] مجموع الفتاوى, تقي الدين أبو العباس أحمد بن عبد الحليم بن تيمية الحراني, ص 344 جزء 15


*Santri Tebuireng