Grup Kubah Ireng tampil membuka acara refleksi resolusi jihad di Pesantren Tebuireng, Sabtu (21/10/17). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online- Halaman Pesantren Tebuireng dipadati para santri, Sabtu (21/10/17) pukul 19.10 WIB dalam rangka mengikuti acara refleksi resolusi jihad. Refleksi resolusi jihad tersebut merupakan acara yang diadakan oleh Pondok Pesantren Tebuireng untuk mengenang kembali jasa pendiri dan pengasuh pertama Pesantren Tebuireng, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.

Dalam upaya merefleksikan resolusi jihad tersebut, santri diceritakan tentang bagaimana Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dulu berjuang mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan ini dibuka oleh grup shalawat Kubah Ireng (Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng) dan ISHARI Dempok. Dihadiri oleh KH. Abdul Hakim Mahfudh selaku Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, H. Lukman Hakim, BA selaku Mudir Bidang Pembinaan Pondok, Bapak Kusnadi selaku Mudir Bidang Pendidikan, kepala sekolah tiap unit pendidikan di Tebuireng, Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, beserta seluruh santri. Acara tersebut diadakan di depan Gedung KH. Yusuf Hasyim Pesantren Putra Tebuireng.

Dilanjutkan dengan pembukaan oleh Ustad Shobirin selaku pembawa acara dan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran oleh Fajrul Falah, santri Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah. Kemudian sambutan dari Mudir Bidang Pembinaan Pondok oleh Bapak H. Lukman Hakim, BA.

“Santri harus mengenang bagaimana semangat masyaikh, terutama kepada Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari,” ucap beliau. Selain itu, beliau juga menuturkan bahwa sebagai santri, kita harus bisa memberi semangat dalam hal apapun kepada para kiai yang bisa dijadikan pedoman keilmuan yang hakiki.

Majalah Tebuireng

“Karena jasa Hadratussyaikh yang selalu mengedepankan keilmuan dengan sungguh-sungguh, maka Pesantren Tebuireng bisa maju dan berkembang dengan baik,” imbuh beliau.

Sambutan dari Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudh. Beliau menceritakan kembali tentang terjadinya peristiwa resolusi jihad yang sekarang telah menjadi wacana bagi seluruh warga Indonesia.

“Resolusi jihad merupakan suatu kejadian yang menggambarkan bagaimana santri harus mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” terang beliau.

Yang terpenting, lanjut Gus Kikin, adalah tentang berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), berani terjun ke masyarakat dengan adanya ilmu yang sangat cukup, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjadi santri sangat berperan bagi masyarakat yang terhubung dengan peristiwa 10 November ketika santri menjadi tokoh sentral dalam peristiwa tersebut.

Dilanjutkan dengan ceramah inti refleksi resolusi jihad, oleh Dr. KH. Musta’in Syafi’i yang menjelaskan tentang sejarah peristiwa adanya resolusi jihad oleh Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.

“Biasakan kalian sebagai santri memanggil beliau dengan sebutan Hadratussyaikh,” sarannya dihadapan seluruh Santri Tebuireng.

Acara refleksi resolusi jihad ini kemudian diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh KH. Ahmad Syakir Ridlwan, L.c., M.Hi.


Pewarta: Mochammad Tajuddin

Editor: Munawara MS

Publisher: Rara Zarary