Pemateri menyampaikan materi di depan 34 peserta

tebuireng.online— Setelah kemarin telah memulai program pengkaderan Remaja Masjid (Remas), kini Pesantren Tebuireng 9 al Kamal Sibolangit Deli Serdang kembali menggembleng pemuda dalam momen Pesantren Ramadan selama 6 hari sejak Senin-Sabtu (20-25/06/2016). Acara yang dibuka secara resmi usai shalat tarawih di Masjid al Kamal Senin (20/06/2016) ini, mengangkat tema “Sejati Agama, Jauhi Narkoba”.

Selama enam hari tersebut 34 orang pemuda-pemudi dari Deli Serdang, Medan, dan beberapa kota sekitarnya digembleng dengan beberapa materi yang bertempat di Asrama Arafah dan Aula al Kamal. Jumlah tersebut meliputi kelompok umur SD, SMP, SMA, bahkan ada yang sudah berkeluarga dan muallaf.

Terdapat delapan pokok materi yang disampaikan, yaitu fikih ibadah, akidah akhlak, tajwid, motivasi menghafal Al Qur’an, kepesantrenan dan Islam Indonesia, kepemudaan dan kenarkobaan, fikih nisa’ (perempuan), dan gramatika (kaidah) Bahasa Arab. Dari semua materi tersebut, akan dilakukan pendampingan oleh panitia dalam hal ini adalah empat duta dari Tebuireng pusat, yaitu Ustadz Ainur Rodho, Ustadz Hibbatul Azizi, Ustadz Ali Shodiq, dan Ustadzah Fithrotun Hasanah.

Ketua Panitia: Ustadz Fakhruddin mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah mewujudkan rejama di lingkungan Medan, Deli Serdang dan sekitarnya bebas narkoba. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pendidikan agama yang diberikan juga akan mendekatkan mereka pada agama, akidah, akhlak dan moral etika yang sepatutnya dimiliki.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komite, Bapak Untung. Beliau mengamini apa uang disampaikan oleh ketua panitia. Bapak Untung menambahi bahwa program pesantren Ramadan ini selain karena mengambil momen bulan yang penuh berkah, juga adalah sebagai usaha dan komitmen Tebuireng 9 dan Yayasan al Kamal dalam memberantas narkoba di kalangan remaja.

Majalah Tebuireng

Yang unik, seluruh peserta selama mengikuti acara dilarang membawa dan mengoprasikan ponsel. Tentunya hal itu sama dengan peraturan yang diterapkan pesantren kepada para santri.  Selain itu, panitia menganggap ponsel bisa mengganggu konsentrasi dan fokus peserta dalam belajar, mengingat waktu relatif singkat. Kedepannya, 34 pemuda-pemudi ini akan menjadi duta anti narkoba masa depan. (Abror)