Penemu teknologi efisiensi energi listri IK WASA, Bapak Choirul Amin saat menguji sekaligus menjelaskan cara merakit alat penghemat listrik

tebuireng.online—Selain mendapatkan materi yang menunjang perkembangan kualitas intelektual, spiritual dan karakter, dalam Diklat Kader Angkatan kedua ini, 28 peserta juga dibekali keterampilan teknologi efisiensi energi listrik, Selasa-Rabu (25-26/10/2016). Materi ini disampaikan oleh penemu alat penghemat listrik IK WASA dan Direktur UD Amin Kediri, Bapak Choirul Amin.

Pada hari pertama, Pak Amin memberikan motivasi kepada peserta untuk berpikir dan bekerja secara inovatif dan kreatif menciptakan wirausaha dan lapangan pekerjaan. “Saya harap nantinya dalam bekerja kalian tidak hanya mengandalkan fisik, tapi juga harus punya karya intelektual dengan nilai jual tinggi,” kata beliau.

Beliau sangat menyayangkan minat pemuda Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha masih sangat kecil. Dari sekitar 250 juta jiwa penduduk, hanya 4% saja yang bergelut di dunia wirausaha dan sukses, sedangkan sisanya adalah karyawan, pegawai, PNS, buruh, dan lain sebagainya. Jumlah itu kalah jauh dari negeri tetangga yang kecil mungil, Singapura. Di Negeri yang dikelilingi daratan reklamasi itu, dari seluruh penduduknya yang hanya 5,5 juta jiwa, 20-25 persennya adalah pengusaha.

Beliau, mendorong para peserta untuk berpikir inovatif dan kreatif memulai usaha dari skala kecil. Selain resikonya tidak terlalu besar, juga terdapat sisi pengalaman dan penempaan diri dalam proses usaha tersebut. Namun, pria yang juga mempunya usaha kerajinan tas dan alat-alat rumah tangga tersebut, berharap kelak ketika peserta menjadi pengusaha, harus menerapkan etika yang baik sesuai dengan moral bangsa dan akhlak seorang muslim.

Pada hari kedua, Pak Amin mengajak peserta langsung praktek membuat alat penghemat listrik dengan kapasitas 450 Watt. Alat yang telah beliau patenkan sebagai kekayaan intelektual ini merupakan energy saver berupa integrated circuit LRC bank. LRC  ini adalah tiga komponen dasar pada sebuah jaringan listrik yakni “Induktor (L), Capacitor (C) dan Resistor (R) bank”, dilengkapi dengan rangkaian kontrol elektronik unique, bekerja aktif real time memperbaiki efisiensi jaringan dan memperbaiki kualitas daya listrik.

Majalah Tebuireng

Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok harus merakit WASA mulai dari menggulung tembaga, mensolder timah, hingga memasang kapasitornya. Dari lima kelompok tersebut, 4 kelompok berhasil membuat WASA yang lolos uji, dengan rincian dua kelompok langsung lolos dalam uji pertama, dua lainnya sempat mengalami kegagalan. Satu kelompok mengalami kegagalan dalam dua kali uji, sehingga alat hasil rakitan mereka tak bisa digunakan.

Sebelum materi berakhir, Bapak yang menyusun nama WASA dari huruf depan nama empat anaknya itu berpesan, agar para peserta diklat tidak lagi cenderung berpikir sederhana dalam berkarya, harus mempunya ide dan gagasan yang dapat diaktualisasikan menjadi hal yang bermanfaat bagi umat, masyarakat, bangsa, dan negara. (Abror)