Sumber Gambar: www.kaskus.co.id

Oleh: Mujib Qodar El-Madyuny*

Agama menyorot “orang pertama” dalam perbuatan sesuatu. Orang pertama yang melakukan sesuatu dalam Islam memiliki hukum lebih dibanding dengan orang kedua, ketiga dan seterusnya. Orang yang pertama berbuat kebajikan, akan mendapat pahala sepuluh kali lipat (‘asyru amtsaliha). Karena ia membuka jalan bagi orang berikutnya untuk berbuat serupa. Ia akan memperoleh pahala dari perbuatannya sendiri dan pahala kiriman (royalti) dari orang lain yang mengikuti jejaknya. Begitu pula mereka yang berbuat kejelekan pertama kali, ia akan mendapatkan dosa dari perbuatannya sendiri dan imbas orang lain yang meniru jejaknya.

Berikut data orang-orang pertama yang berbuat kebaikan, diantaranya adalah. Orang yang pertama menulis bismillah adalah nabi Sulaiman As. Orang yang pertama menjadi muazzin dan melantunkan azan adalah Bilal bin Rabbah. Orang yang pertama membuat perpustakaan adalah Harun ar-Rasyid. Orang yang pertama mengadakan baitul mal adalah Umar Bin Khattab RA. Orang yang pertama menghafal Al-Quran selepas Rasulullah SAW adalah Ali Bin Abi Thalib RA dan masih banyak lagi orang-orang pertama dalam melakukan kebaikan, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dalam tulisan ini.  Dan tentunya orang-orang pertama tersebut sampai sekarang akan mendapatkan royalti pahala jika masih ada orang yang melakukannya.

Dalam Al-Quran juga tercatat orang-orang perintis dosa, diantaranya adalah. Pertama, Qobil putra Adam As. Yakni pelaku pembunuhan pertama di dunia. Dan mungkin saja orang yang suka membunuh itu, bila diturut garis keturunannya masih termasuk cucu Qobil. Kedua, al-Walid ibn Mush’ab atau yang terkenal dengan nama fir’aun (versi Wahb dan al-Suhaalily dalam al-Qurtubi ; I/383), yakni orang yang pertama kali super congkak sampai mengaku tuhan. Membunuh setiap bayi laki-laki demi mempertahankan jabatannya. Makanya siapa yang semena-mena dalam memimpin dan sok kuasa, serta menghalalkan segara cara agar jabatannya aman, dialah murid fir’aun. Atau mungkin keturunannya.

Ketiga, isteri Nabi Nuh As, yaitu wanita pertama yang berani melawan suami secara salah. Lalu ditiru isteri Nabi Luth As. Ia malah menyuruh masyarakat untuk mengganggunya. Maka para isteri yang suka melawan suami secara salah, itu mungkin titisan dari kedua wanita tersebut. Keempat, Qorun yaitu orang kaya pertama yang super kikir dan memupuk harta tanpa memperhatikan penderitaan siapapun. Yang akhirnya dia terseret dalam perut bumi secara mengerikan. Makanya sampai sekarang bila kita menjumpai orang kaya tapi kikir, enggan berinfaq pasti disebutnya anak cucu Qorun. Dan dikatakan bahwa orang yang semacam itu besok akan masuk neraka bersama Qorun beserta hartanya.

Majalah Tebuireng

Kelima,  Bal’am Ibn Ba’ura, seorang ulama pertama dari kalangan bani Israil yang membelot dan memutar balikkan kebenaran. Dia merupakan seorang ulama pesanan yang komersialis. Pernah melawan Nabi Musa As, namun tuhan mengutuknya hingga menjolor keluar seperti lidah anjing (Al-A’raf 176).

Maka berhati-hatilah terhadap perbuatan dosa pertama di masyarakat. Seperti halnya orang yang pertama mendirikan tempat maksiat di kampung, kota ataupun negara maka tak dapat dipungkiri bahwa dia akan mendapat dosa dari perbuatannya sendiri dan imbas dari orang yang bermaksiat di tempat itu. Maka tak dapat kita bayangkan berapa dosa yang mengalir bagi orang yang pertama kali mendirikan lokalisasi.

Selanjutnya penulis merasa bingung dengan permasalahan korupsi, jika masalah korupsi dapat dikategorikan dengan sikap fir’aun tentu para koruptor di negara tercinta kita ini adalah murid fir’aun. Namun jika dapat dikategorikan dengan permasalahan Bal’am Ibn Ba’ura (seorang yang pandai memutar balikkan kebenaran) maka koruptor merupakan peniru Bal’am Ibn Ba’ura.

Akan tetapi jika korupsi tidak bisa di kategorikan dalam kedua masalah tersebut maka pasti ada orangnya yang pertama kali melakukan korupsi. Entah sampai sekarang ini saya belum menemukan orang yang pertama kali korupsi, namun yang jelas ada. Begitu juga dengan orang yang pertama kali melakukan praktik korupsi di Indonesia.

Dengan melihat data dan fakta di negara kita, dapat kita bayangkan betapa suksesnya orang yang mengajarkan praktik korupsi di Indonesia. Kenapa penulis katakan sukses, pertama para koruptor di Indonesia sampai saat ini belum bisa diberantas dan kedua banyaknya jumlah koruptor kita. Bahkan prestasi korupsi kita sudah mencapai rekor dunia bukan hanya sekedar rekor Asia.

Selanjutnya Masyaallah betapa banyaknya kiriman dosa yang akan diterima bagi orang yang mengajarkan praktik korupsi pertama di Indonesia jika jumlah koruptor kita terus meningkat dan belum bisa dibasmi. Tentunya kiriman dosanya akan terus mengalir jika masih ada praktik korupsi di negeri ini.

Begitu juga dengan hukum sebaliknya, jika ada orang yang mampu mengeluarkan kebijakan maupun metode jitu untuk memberantas korupsi di Indonesia. Pasti dia akan menjadi orang mujahid pertama di Indonesia yang bisa melawan korupsi. Disamping itu jika metode tersebut terus dipakai yang pasti ia akan terus mendapatkan kiriman pahala. Dan menurut penulis pahala yang paling besar saat ini adalah mujahid yang mampu membarantas korupsi di Indonesia. Entah Anda setuju atau tidak, alhasil penulis berpendapat demikian. Pasalnya dampak korupsi sangatlah besar baik secara individu maupun sosial. Semoga Allah SAW selalu membimbing kita.


 *Penulis adalah santri Pondok Pesantren Tebuireng Asal Madiun.