tebuireng.online—Dengan sepak terjang dan kepribadiannya, Mantan Menteri Agama era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, Maftuh Basuni, mempunyai kesan tersendiri bagi tokoh-tokoh kelas nasional. Maftuh tutup usia pada Selasa (20/09/2016) di RSPAD Gatot Subroto sekitar pukul 18.30 WIB.

Maftuh Basuni tidak hanya dipandang hanya sebagai menteri namun juga seorang intelektual. “Kita sangat kehilangan seorang yang moderat, menteri yang juga intelektual,” kata Jusuf Kalla di sela menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (20/9/2016).

Selain Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim juga mempunyai kesan yang mendalam terhadap almarhum. Menurutnya, beliau adalah sosok yang memiliki integritas, tegas, dan disiplin dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik dan bersih. “Beliau dikenal banyak kalangan sebagai sosok dengan figur yang memiliki integritas, sangat tegas, disiplin, dan bersih. Integritas beliau cukup diingat banyak orang, terutama yang mengenal beliau. Ketegasannya, kebersihan, dan kedisiplinannya itu sangat kental pada diri beliau,” kenangnya di rumah duka Jalan Pengadegan Barat Nomor 12 Pancoran, Jakarta Selatan.

Maftuh Basyuni berkiprah untuk negeri sudah sejak Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto. Pada saat itu, Maftuh dipercaya menjadi pejabat istana mulai dari Kepala Biro Protokol Kepresidenan hingga Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Pada zaman Presiden BJ. Habibie, beliau dipercaya sebagai Duta Besar RI di Kuwait. Kemudian, pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), beliau diangkat sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Meskipun era kepresidenan silih berganti, pamor Maftuh tidak pudar. Pada masa kepresidenannya, Presiden Megawati Soekarno Putri mengangkatnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Hingga akhirnya beliau dipulangkan kembali ke Tanah Air dan diangkat menjadi Menteri Agama RI ke-20 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Majalah Tebuireng

Di masa hidupnya, birokrat dari kalangan pesantren ini masih menyempatkan hadir dalam rangkaian acara Kemenag saat kesehatannya memungkinkan. Atas dedikasi beliau, kalangan tokoh dan masyarakat Indonesia merasa kehilangan atas kepergian beliau. (Fara)