YAI KA’ ITU PASCA KIAI

Ya, seperti derajat kesarjanaan, ada yang disebut pasca sarjana. Jika di level program studi sarjana mahasiswa diguyur materi yang serba pengantar disiplin keilmuan, memiliki ketergantungan yang kuat kepada dosen dan mahasiswa didera oleh pergulatan pencarian pilihan ke mana perhatian keilmuan dijatuhkan.

Akan halnya, kiai. Standard, kiai secara umum, masih jauh dari kematangan penguasaannya kepada turats atau khazanah keilmuan Islam klasik. Apalagi, kematangan spiritual. Pun, bertubi tubi, datang silih berganti, diundang maupun tak diundang yang namanya godaan dunyawiyah. Lebih lebih, getaran ingin bermandikan sanjungan, bertabur popularitas dan penghormatan demikian kencang tak henti henti menyusup ke dalam alam pikir dan psikologinya.

Walau warning Nabi selalu terngiang ngiang, hati hati akan penyakit “al-wahnu” : dimabuk cinta terhadap yang dunyawiyah dan dirasuki ketakutan akan kematian. Nah, Yai Ka’ sudah melewati dan secara cumlaude menapaki derajat “pasca kiai”.

Di sinilah rupanya Yai Ka’ demikian terpesona, bahkan berada dalam posisi menjalani salah satu puisi yang didedahkan oleh Ibnu Athailah lewat karyanya yang sangat digandrungi oleh kalangan elite pesantren, al-Hikam al-‘Athaiyyah. Tentu selain referensi utama sufisme Suni seperti “Qut al-Qulub” karya Abu Thalib aL-Makki dan “al-Qusyairiyah” karya Abu Qasim al-Qusyairi. Ini salah satu puisi Ibnu ‘Athaillah yang Yai Ka’ bermandikan muatan semangat nilai yang terkandung di dalamnya :

Majalah Tebuireng

ادفن وجودك فی ارض الخمول
فمانبت ممالم يدفن لايتم نتاءجه

Sembunyikan wujudmu
pada tanah yang tak dikenal
Sebab sesuatu yang tumbuh
dari biji yang tak ditanam
tak berbuah sempurna

Rasaya, Yai Ka’ demikian larut dan asyik berbalut pakaian buah refleksi dan anyaman puitis Ibnu Athaillah yang indah dan dalam. Puisi yang bermakna pentingnya dan desakan mengusir hasrat akan puja puji dan popularitas. Benar belaka, bagi Yai Ka’ itu sudah selesai dilumatnya dan beliau memang “pasca kiai”.

(Catatan:  H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)