Suasana para santri membeli jajanan untuk berbuka di Bazar Ramadan Tebuireng

Tebuireng.online- Momen Ramadan menjadi wadah santri Tebuireng dan santri kilatan lain untuk menambah wawasan keilmuan dengan mengikuti ngaji kilatan di Pesantren Tebuireng. Fenomena lain yang hadir tiap tahun di kala Ramadan adalah bazar Ramadan.

Bertempat di dalam Pesantren Tebuireng, depan komplek LH, bazar Ramadan ikut meramaikan bulan suci Ramadan. Para pedagang makanan di sekitar Tebuireng diperkenankan mengisi bazar ini. Tentu, bazar ini membuat santri senang karena bisa membeli dan melihat bermacam suguhan untuk berbuka.

Makanan yang dapat ditemukan di bazar Ramadan ini beragam. Mulai dari minuman dingin, gorengan, lauk-pauk, jus buah, es, bakso, batagor dan juga lainnya. Bazar berlangsung mulai pukul 16:00 – adzan maghrib, kemudian dilanjutkan pukul 21:00 – 23:00 WIB.

Setelah acara wisuda purna Pesantren Tebuireng usai, dapat dipastikan bahwa jumlah santri yang berada di pondok berkurang. Efek pada bazar Ramadan, antusias santri pun sedikit berkurang karena banyak santri kelas akhir yang sudah pulang.

“Menurut saya bazar Ramadan tahun kali ini sepi. Walaupun saya pedagang baru tapi untuk pengalaman, alhamdulillah saya bisa masuk di sini untuk berjualan. Biasanya gak berjualan, menikmati liburan di rumah dengan anak-anak saya,” ucap Bu Iis, salah satu pedagang baru di bazar Ramadan Tebuireng, Kamis (16/05).

Majalah Tebuireng

“Kalau menurut saya, santri-santri suka membeli es dan gorengan, ya semua dagangan di sini laku. Terutama saya yang baru berjualan makanan baru, kerupuk bumbu. Alhamdulillah laku juga. Menurut saya, bazar ini bagi santri dapat memberi suasana baru agar makanannya tidak itu-itu saja, banyak yang dagang biar tidak bosan,” imbuhnya.

Sedangkan menurut pedagang lama, mbak Putri, diadakan bazar ini dulu sebelum Gus Sholah menjadi pengasuh adalah agar para santri tidak keluar pondok untuk mencari takjil. Jadi lebih mudah membeli takjil dengan diadakan bazar Ramadan di dalam pondok.

“Untuk tahun ini, tidak seperti tahun kemarin-kemarin. Soalnya santri kelas sembilan dan dua belas sudah pulang, bisa dipastikan saja jumlah santri berkurang,” terangnya.

Lanjutnya, “Kalau makanan yang diminati santri, ya es atau minuman dingin. Sampai malam pun tetap laku. Menu untuk berbuka, yang laku kayaknya ayam. Kalau buat cemilan, ya ceker, karena sehabis buka bisa dimakan lagi. Kalau dulu saya bisa buka sampe pukul 01:30 WIB, masih banyak untuk tahun kemarin dari pada tahun kali ini keuntungannya. Kalau tahun ini Turun drastis 30 %. Soalnya santri-santri yang udah diwisuda pulang,” pungkasnya. Walaupun jumlah santri berkurang, namun para pedagang masih setia mengisi bazar Ramadan Tebuireng.


Pewarta: Iryan R.

Publisher: MSA