Semua pimpinan Pihak yang bekerjsama mensukseskan kegiatan Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Pendengaran, dan Mata untuk Masyarakat Jombang. (Foto: Deka Pranata)

Tebuireng.online-– Dalam rangka menjaga sinergi yang baik antara pesantren dan pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan, Sabtu (11/03/17) Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Anfasa Moeloek, SpM., (K)., secara resmi membuka acara Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Pendengaran, dan Mata.

Acara ini merupakan hasil kerjasama banyak pihak, di antaranya Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Jombang beserta beberapa lembaga lainnya seperti Komnas PGKT, Persi, Perdami, Perhati KL, Buddha Tzu Chi, BPJS Kesehatan, RSUD Jombang, Starkey Foundation serta Pondok Pesantren Tebuireng yang menjadi tuan rumah acara tersebut.

Dengan mengusung tema “Indonesia Mendengar dan Melihat Masa Depan Gemilang” kegiatan ini menjadi salah satu tindak lanjut dari peringatan Hari Pendengaran Dunia pada (03/03/17) lalu di Jakarta. Acara yang dihelat di Lantai 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim itu, dibuka dengan pertunjukan ‘Kita satu keluarga’ oleh Yayasan Buddha Tzu Chi berkolaborasi dengan Santri Husada Tebuireng. Nyanyian dan gerakan yang khas tersebut mengajak seluruh hadirin dan tamu undangan untuk menjunjung tinggi persatuan dan toleransi umat beragama.

Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terimakasih atas terselenggaranya Bakti Kesehatan Nasional di Tebuireng. Sebab menurut beliau, saat ini sudah banyak pesantren yang melek akan pentingnya kesehatan untuk santri-santrinya. “Banyak sekali pesantren yang melarang santrinya merokok, kami juga ikut dalam penolakan eksploitasi tembakau,” ungkap Gus Sholah di hadapan ratusan peserta.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur yang juga merupakan spesialis konsultan mengamini ‘ngendikan’ Gus Sholah tentang perubahan pesantren pada saat ini terkait kesehatan santri dan lingkungan di sekitarnya. “Masalah kegiatan sudah sangat maju, pesantren sudah banyak menulis kawasan bebas rokok, puskestren juga semakin diadakan, kondisi sudah jauh berbeda dalam hal kesehatan,” ungkapnya.

Majalah Tebuireng

Sedangkan dalam penuturannya, Menteri Kesehatan RI menegaskan bahwa pesantren adalah tempat anak-anak untuk belajar dengan lingkungan yang sehat dan nyaman. “Pesantren adalah tempat anak-anak kita untuk menerima pendidikan,” jelasnya. Secara singkat Ibu Menkes menginginkan segenap pihak untuk saling aktif dalam melaksanakan pola hidup sehat, “Kementrian kesehatan membentuk gerakan masyarakat hidup sehat yang disingkat GEMAS, salah satunya adalah gerakan mengakses air bersih.”

Acara yang akan berlangsung selama 3 hari kedepan (11-13/03/17), akan dilanjutkan dengan berbagai rangkaian bantuan kesehatan yang telah disiapkan oleh panitia, di antaranya pemeriksaan telinga gratis untuk 5000 santri dan pengurus Pesantren Tebuireng, pemberian 1.500 makanan tambahan, 500 Alat Bantu Dengar (ABD) untuk masyarakat tuna rungu, dan 30 kasus operasi katarak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya minum air bersih, Kemenkes juga menggalakkan gerakan “Ayo Minum Air” atau disingkat Amir.


Pewarta:    Rif’atuz Zuhro

Editor:        Munawara

Publisher:    M. Abror Rosyidin