Kiai Habib Ahmad saat membacakan kitab Shahih Bukhori di depan para santri pengajian Ramadhan.

tebuireng.online– Pesantren Tebuireng menyambut hangat bulan Ramadhan setiap tahunnya. Aktifitas para santri difokuskan untuk mengaji kitab kuning. Ada ciri khas pengajian kitab kuning di bulan Ramadhan, dengan jangka waktu hanya sebulan para santri mengejar spelisialisasi beberapa kitab dan berakhir dengan pemberian ijazah dari pengampuh. Hal itu sudah wajar dan maklum dilakukan di dunia pesantren.

Di Pesantren Tebuireng pengajian bahkan sudah dimulai sejak dua minggu sebelum puasa. Diawali dengan pengajian Kitab Shahih Bukhari oleh KH. Habib Ahmad, santri Kiai Idris Kamali dan Kiai Syansuri Badawi dengan sanad langsung kepada KH. Hasyim Asy’ari. Beliau yang sekarang berdomisili di Perak Jombang, datang ke Tebuireng secara khusus untuk meneruskan tradisi hadis yang diwariskan oleh Hadratussyaikh.

Shahih Bukhari jilid 3-4 menjadi kitab induk yang dikaji di serambi Masjid Tebuireng. Intensitas pengajian kitab ini mempunyai porsi lebih dibanding pengajian di halaqah lain, di mulai dari jam 10 pagi sampai duhur, setelah asar dan setelah magrib, mengingat hadis adalah ciri khas Tebuireng.

Seorang santri asyik memaknai pegon kitabnya

Para santri yang giat terlihat benar-benar menyimak setiap penjelasan dari kiai. Peserta pengajian tidak semua dari kalangan santri, ada juga warga yang ikut mengaji ketika sore dan malam hari. Bahkan ada yang jauh-jauh datang dari berbagai daerah, menginap dan tinggal di Tebuireng selama pengajian berlangsung.

Kitab kuning dibacakan hampir di setiap waktu senggang para santri. Mulai dari sehabis Shalat Shubuh, Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidi Mursalin oleh Ustadz H.Nasir di aula lantai 3, Anwarul Masalik oleh Ustadz Hamim Syufa’at di wisma LH atas, dan Tafsir al Jalalain oleh KH. Syakir Ridwan di dalam masjid dan Nurul Islam oleh KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik setelah salat duhur.

Majalah Tebuireng

Selepas Shalat asar sampai menjelang Magrib, pengajian kitab ditambah pada setiap halaqah wisma-wisma. Mulai dari kitab hadis seperti Bulughul Maram, Mukhtarul Ahadis, jawahirul Bukhori dan kitab-kitab lain seperti tafsir al fatihah, tanqihul qaul, sayyidu khadir, sullamut taufiq, bidayatul hidayah, dan minhajul qawim.

Pengajian dilanjutkan sehabis Shalat Magrib sampai Isya dengan kitab yang berbeda, semisal Arbain Nawawi, Hujjatu Ahlis Sunnah wal Jamaah, Washaya al abai lil abna, at Tibyan lis Syaikh Hasyim Asya’ari, Ta’limul Muta’allim, Riyadul Badi’ah dan Qatrul Ghoits. Para santri tidak diwajibkan mengikuti seluruh jadwal pengajian kitab, tetapi berhak memilih dari berbagai halaqah di atas.

Sehabis salat terawih pengajian tetap berlanjut, kali ini pengajian kitab Ma La ‘Ainun Ra at, dan Ashnaful Maghrurin yang diasuh oleh KH. Taufiqurrahman, pengasuh Pesantren Sunan Ampel Jombang, bertempat di serambi masjid. Semua aktifitas pengajian kitab kuning ini ditargetkan akan khatam atau rampung sebelum tanggal 20 Ramadhan nanti. Di akhir nanti, yang paling ditunggu para santri adalah pemberian ijazah langsung kitab Bukhari juz 3-4 oleh KH. Habib Ahmad yang diperoleh dari KH. Idris Kamali dan KH. Syansuri Baidlawi yang bersanad langsung kepada KH. M. Hasyim Asya’ari. (Sutan/Abror)