ilustrasi ibu

Sebagai seorang anak, mungkin kita sudah sering mendengar ungkapan “surga ada di bawah telapak kaki ibu”. Ungkapan ini ditujukan kepada semua anak di dunia ini -lebih-lebih mereka yang beragama Islam, yang begitu luar biasa dalam memuliakan sosok ibu-, agar mereka senantiasa berbakti dan berbuat baik kepada sang ibu. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya ungkapan tersebut sejatinya bukan hanya ditujukan kepada anak, namun juga ibu? Mari kita kupas tuntas di sini!

Ungkapan “surga ada di bawah telapak kaki ibu” sebenarnya luas maknanya, sehingga perlu pemikiran dengan pendekatan mubadalah (mengutamakan prinsip kesalingan & kesetaraan)  agar kita dapat mencerna maksud dari ungkapan tersebut secara baik & benar, serta dapat melahirkan produk pemikiran yang ketika diimplementasikan dalam kehidupan nyata sesuai dengan maksud ungkapan tersebut secara hakiki.

Di samping itu, ungkapan ini memang ditujukan kepada anak dan juga ibu. Kalau kita mau menelisik lebih jauh akan makna ungkapan “surga ada di bawah telapak kaki ibu”, setidaknya kita akan mendapati dua sudut pandang dalam memahami maknanya, yakni:

Pertama, dari sudut pandang sebagai seorang anak, ungkapan tersebut bermakna: agar seorang anak diridhai oleh Allah SWT, lantas masuk surga-Nya kelak, salah satu caranya adalah dengan menjadikan diri kita senantiasa ‘berada di bawah telapak kaki ibu’. Maksudnya, kita senantiasa berbakti kepada ibu dengan setulus-tulusnya pengabdian, menyayangi ibu dengan sebaik-baiknya kasih sayang, dan memuliakan ibu lebih dari orang lainnya, siapa pun itu.

Dalam hal berbakti kepada seorang ibu, kita dapat meneladani kisah Uwais Al-Qarni dan ibunya, yang dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika ibunya sedang sakit, beliau selalu merawat ibunya dengan penuh perhatian dan kasih sayang, bahkan tak enggan menggendong sang ibu kemana pun ia pergi, agar ia bisa selalu bersama dan menjaga ibunya.

Majalah Tebuireng

Kedua, dari sudut pandang sebagai seorang ibu, ungkapan tersebut bermakna: surga adalah sosok ibu itu sendiri. Maksudnya, sebagai seorang ibu, ia harus tahu dan mampu menempatkan diri menjadi seorang ibu yang baik dan penuh kasih sayang plus perhatian kepada anak-anaknya, sampai-sampai anak-anaknya merasakan bahwa kehidupan mereka di dunia ini terasa seperti di dalam surga yang hakiki ketika diasuh oleh sang ibu. Makna seperti inilah yang semestinya dipahami oleh seorang ibu. Dengan begitu, ia dapat menjadi ibu sejati, yang selalu dirindukan dan disayangi oleh anak-anaknya, karena begitu bagus perangai dan pengasuhannya kepada mereka.

Kesalahan Memahami Makna, Fatal Akibatnya

Dalam kehidupan nyata, yang biasanya menjadi persoalan adalah bila masing-masing dari kedua pihak tidak memahami makna ungkapan “surga ada di bawah telapak kaki ibu” ini secara tepat, sehingga menimbulkan missperception. Akibatnya, kesalahan persepsi tersebut menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi kedua belah pihak, baik bagi anak maupun ibu.

Ketika anak salah memahami, atau bahkan tidak paham akan makna ungkapan tersebut, maka besar kemungkian sang anak tersebut tidak berbakti kepada orang tuanya, khsuusnya ibu. Sebaliknya, ketika ibu salah memahami makna ungkapan tersebut, maka bisa jadi ia tidak menjalankan peran sebagai ibu sebagaimana mestinya, atau bahkan menjadikan ungkapan tersebut sebabai dalih atau alasan baginya untuk bisa bebas memperlakukan anak-anaknya, bahkan ‘memperbudak’ mereka.

Bila hal ini terjadi, maka anak akan hidup dalam penuh rasa sakit dan kesengsaraan yang disebabkan oleh ibu, seakan-akan mereka sedang disiksa di dalam neraka, padahal masih di dunia. Dari hal ini, maka tak berlebihan bila dikatakan bahwa “bukan hanya surga, neraka pun ada di bawah telapak kaki ibu”.

Kiat Meraih Makna Surga Ada di Bawah Telapak Kaki Ibu

Untuk mengimplementasikan makna “surga ada di bawah telapak kaki ibu” dalam kehidupan sosial yang nyata, khususnya dalam lingkup keluarga, maka perlu kerjasama yang baik dan penuh pengetian antara seorang ibu dan juga anak. Bagi seorang ibu, ia harus mampu menjalankan perannya sebagai ibu secara apik. Jangan sampai ia menjadi sosok ibu yang toxic bagi anak-anaknya. Kemudian, bagi seorang anak, ia sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, lebih-lebih kepada ibu. 

Terakhir, tulisan ini hanyalah sebatas refleksi buat kita semua, tanpa adanya arahan atau legitimasi untuk merendahkan sosok ibu, karena ibu adalah sosok yang luar biasa dalam kehidupan anak-anaknya atas kerelaannya berjuang dan berkorban demi kebahagiaan mereka. Ibu adalah pahlawan sejati bagi anak-anaknya.

Oleh sebab itu, sebagai anak, kita mesti bisa memuliakan, menyayangi dan berbakti beliau. Semoga semua ibu di dunia ini dapat senantiasa menjadi “surga” bagi anak-anaknya, dan dengan begitu, semoga beliau semua senantiasa mendapatkan ridha dan kasih sayang-Nya dan hidup dalam keadaan yang adil dan damai, serta dikaruniai anak yang sholih-sholihah. Aamiin.

Baca Juga: Derajat Hadis Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu

Ditulis oleh Dhonni Dwi Prasetyo, Alumnus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan dan Universitas Negeri Semarang.