Sumber foto: https://id.techinasia.com/5-hal-yang-bisa-dipelajari-founder-startup-dari-rasulullah-saw

Oleh: Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Macam-Macam Syafa’at

Hakim Iyadh, rahimahullah, penulis kitab “asy Syifa Fii Huquqi al Musthafa” menerangkan, bahwa syafaat itu terbagi menjadi lima bagian :

Syafaat Pertama: Khusus dengan perantaraan Nabi kita, Muhammad SAW. Syafaat ini bersifat menenangkan situasi dan mepercepat hisab, karena lamanya berdiri di tanah lapang pada hari kiamat. Tidak ada yang bisa memberikan syafaat ini kecuali beliau SAW, dan ini merupakan “syafaat uzhma (syafaat paling agung)”. Tidak ada seorangpun yang mengingkari syafaat ‘uzhma ini.

Syafaat Kedua: Untuk memasukkan kaum ke surga tanpa hisab. Dan ini juga khusus pada Nabi kita SAW, sebagaimana yang akan kami terangkan di dalam hadis-hadis yang akan kami sebutkan, insyaAllah Ta’ala.

Majalah Tebuireng

Syafaat Ketiga: Untuk kaum yang ditetapkan masuk neraka, lalu Nabi SAW memberikan syafaat kepada mereka dan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah, sampai mereka ditetapkan tidak masuk neraka.

Syafaat Keempat: Bagi orang-orang yang penuh dosa yang telah masuk neraka. Telah datang hadis-hadis shahih dengan mengeluarkan mereka dari neraka lantaran syafaat Nabi kita SAW, seluruh para Nabi as., para malaikat, dan orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah yang mukmin.

Syafaat Kelima: Tentang penambahan derajat di dalam surga untuk ahli surga yang amal-amalnya tidak cukup untuk mencapainya. Beliaulah SAW pemilik wasilah yang paling tinggi kedudukannya di dalam surga.

Dalil Syafa’at

Dalil-dalil tentang syafaat ini banyak sekali, baik yang diambil dari ayat-ayat Al Qur’an maupun dari hadis-hadis Nabi SAW. Dalil dari ayat-ayat Al Qur’an di antaranya:

قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُون

Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan“.[1]

Dalil Al Quran

Allah Ta’ala berfirman:

وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا. لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah”.[2]

Allah Ta’ala berfirman:

وَتَبَارَكَ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُون

Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)”. [3]

Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلاً

Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya”.[4]

Firman Allah Ta’ala :

وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. [5]

Firman Allah Ta’ala :

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.[6]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang disebutkan di dalamnya, bahwa semua syafaat adalah milik Allah, dan milik hamba-hamba yang telah diizinkan dan diridlai oleh Allah untuk memberikan syafaat.

Dalil Hadis

Adapun dalil-dalil dari hadis sebagai berikut:

Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

شَفَاعَتِى لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى

“Syafaatku untuk umatku yang ahli dosa besar”.[7]

Rasulullah SAW bersabda:

لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْـوَةٌ مُسْـتَجَابَةٌ فَتَعَجَّـلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَـهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْـوَتِى شَــفَاعَةً لأُمَّـتِى يَوْمَ الْقِيَـامَـةِ فَهِىَ نَائـِلَةٌ إِنْ شَـاءَ اللَّهُ مَنْ مَـاتَ مِنْ أُمَّـتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajabah, maka setiap Nabi doanya dikabulkan segera, sedangkan saya menyimpan doaku untuk memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insya Allah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.[8]

Rasulullah SAW bersabda:

أَتَانِى آتٍ مِنْ عِنْدِ رَبِّى فَخَيَّرَنِى بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِى الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِىَ لِمَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

Telah datang kepadaku malaikat dari sisi Tuhanku Azza wa Jalla, lalu memberikan pilihan kepadaku: antara separuh umatku akan dimasukkan surga atau syafaat. Maka saya memilih syafaat, dan syafaat ini untuk orang yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.[9]

Rasulullah SAW bersabda:

خُيِّرْتُ بَيْنَ الشَّفَاعَةِ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِى الْجَنَّةَ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ لأَنَّهَا أَعَمُّ وَأَكْفَى أَتُرَوْنَهَا لِلْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَّقِينَ؟ لاَ, وَلَكِنَّهَا لِلْمُذْنِبِينَ الْخَطَّائِينَ الْمُتَلَوِّثِينَ

Saya diberi pilihan antara syafaat dan separuh umatku akan dimasukkan surga. Maka saya memilih syafaat, karena syafaat itu lebih umum dan lebih banyak. Apakah kamu sekalian melihat bahwa, syafaat itu untuk orang-orang mukmin yang bertaqwa ?. Tidak, akan tetapi syafaat itu untuk orang-orang yang berdosa, penuh kesalahan, dan banyak kotoran”.[10]

Rasulullah SAW bersabda :

Di hadapan Allah ada hari kiamat : “Umatku, umatku”. Ini adalah doa yang akan dikabulkan secara nyata”.

Diriwayatkan dari Imron bin Hushain ra., Nabi SAW bersabda:

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّة

Ada satu kaum akan keluar dari neraka lantaran syafaat Muhammad, lalu mereka masuk surga”.[11]

Diriwayatkan dari Anas ra. berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا

Saya adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga, dan saya adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya”.[12]

Diriwayatkan dari Jabir ra. berkata :

هَلْ سَمِعْتَ بِمَقَامِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَإِنَّهُ مَقَامُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَحْمُودُ الَّذِي يُخْرِجُ اللهُ بِهِ مَنْ يُخْرِجُ مِنَ النَّار

Apakah kamu pernah mendengar tentang kedudukan Nabi Muhammad SAW? Sesungguhnya kedudukan Nabi Muhammad SAW yang terpuji akan mengeluarkan siapa saja yang akan dikeluarkan dari neraka lantaran syafaat beliau SAW[13].

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ رَسولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم – : لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِى عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِه

Saya katakan, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaatmu di hari kiamat ?”. Beliau SAW bersabda : ”Sungguh saya telah mengira, wahai Abu Hurairah, hendaklah jangan ada seseorang yang lebih dahulu dari kamu menanyakan tentang hadis ini, karena saya memang melihat keinginanmu yang keras untuk mendengarkan hadis. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan, “LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH” dengan tulus dari  hatinya atau jiwanya”.[14]

Diriwayatkan dari Ummu Habibah ra. berkata : “ Rasulullah SAW bersabda :

أُرِيْتُ مَا تَلَقَّى أُمَّتِيْ بَعْدِيْ وَسَـفَكَ بَعْضُهُمْ دِمَاءَ بَعْضٍ فَأَحْزَنَنِيْ وَسَـبَقَ لَهُمْ مِنَ اللهِ مَا سَــبَق لِلْأُمَـمِ قَـبْلَـهُمْ. فَسَــأَلْتُ اللهَ أَنْ يُؤْتِيَـنِي فِيْهِمْ شَــفَاعَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَفَعَـلَ

Diperlihatkan kepadaku apa yang akan diperoleh umatku sesudahku. Sebagian mereka akan menumpahkan darah sebagian yang lain, sehingga menyedihkan hatiku, dan mereka memang telah ditakdirkan oleh Allah sebagaimana telah mentakdirkan umat-umat sebelum mereka. Maka saya memohon kepada Allah agar memberikan padaku syafaat untuk mereka di hari kiamat, maka Allah melakukannya.[15]

Dalam kitab Shahih Muslim, demikian juga dalam kitab “al Anwar al Muhammadiyah”, ada hadis dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW yang bersabda:

“Di hari kiamat, saya adalah sayyidnya manusia. Apakah kalian tahu, apa derajat sayyid itu? Allah telah mengumpulkan umat-umat terdahulu sampai umat-umat yang terakhir di satu tempat yang tinggi, maka orang yang memandang bisa melihat mereka, dan orang yang memanggil-manggil bisa memperdengarkan kepada mereka, matahari pun dekat dengan ubun-ubun manusia, sehingga manusia benar-benar sampai di puncak kesedihan yang mereka tidak sanggup menahannya dan tidak mampu memikulnya. Maka sebagian manusia berkata kepada sebagian yang lain, ‘Tidakkah kalian melihat keadaan kalian sekarang ini? Tidakkah kalian melihat apa yang telah sampai kepada kalian? Tidakkah kalian melihat orang yang bisa memberikan syafaat kalian kepada Tuhan kalian?’.  Maka sebagian manusia mengatakan kepada sebagian yang lain, ‘Datanglah kepada Nabi Adam!’. Lalu mereka datang kepada Nabi Adam as. dan mereka mengatakan, ”Wahai Adam, kamu adalah bapak semua manusia, Allah telah menciptakan kamu dengan kekuasaan-Nya, meniupkan ruhmu dari ruh-Nya, memerintahkan malaikat, lalu bersujud kepadamu, dan pernah menempatkan kamu di surga, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu. Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang?  Tidakkah  kamu  melihat  sesuatu yang telah sampai kepada kami?’.

Maka Nabi Adam as. Berkata, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya Dia melarangku dari pohon, lalu saya mendurhakainya, saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Nuh’. Lalu mereka datang kepada Nabi Nuh as. Lalu mereka mengatakan, ‘Wahai Nuh, kamu adalah Rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi, dan Allah memberimu nama hamba yang banyak bersyukur. Maukah kamu memberikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’.

Maka Nabi Nuh as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya saya mempunyai doa yang saya doakan untuk kaumku, saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim’. Maka mereka mendatangi Nabi Ibrahim as., lalu mengatakan, ‘Kamu adalah Nabi Allah, dan kekasih-Nya dari penduduk bumi, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Ibrahim as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi. Sesungguhnya saya pernah berbohong tiga kali, lalu menyebutkannya. saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Musa!’.

Maka mereka mendatangi Nabi Musa as., lalu mengatakan, ‘Wahai Musa, kamu adalah utusan Allah, dan Allah telah memberikan keutamaan kepadamu melebih manusia dengan risalah-Nya dan dengan berbicara dengan-Nya, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Musa as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi”. Sesungguhnya saya pernah membunuh seseorang yang saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya,  saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Isa!’. Maka mereka mendatangi Nabi Isa as., lalu mengatakan, ‘Wahai Isa, kamu adalah Rasul Allah dan kalimat-Nya yang diberikan kepada Maryam dan kamu adalah ruh dari-Nya, dan kamu bisa berbicara dengan manusia di dalam kandungan perut ibunya. Maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka Nabi Isa as. berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku sekarang ini sangat murka dengan murka yang belum pernah murka seperti ini sebelumnya, dan tidak akan murka seperti ini lagi’. Nabi Isa as. tidak menyebutkan satu dosapun. Saya sibuk dengan diriku sendiri, diriku sendiri, diriku sendiri, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad!’.

Maka mereka mendatangiku, lalu mengatakan, “Wahai Muhammad, engkau adalah Rasul Allah, dan Nabi yang terakhir, dan Allah telah mengampuni dosamu yang telah lewat dan yang akan datang, maka berilah kami syafaat kepada Tuhanmu! Tidakkah kamu melihat keadaan kami sekarang? Tidakkah kamu melihat sesuatu yang telah sampai kepada kami?’. Maka saya berangkat mendatangi tempat  di bawah ‘Arsy, maka saya langsung bersujud kepada Tuhanku, kemudian Allah membukakan untukku sesuatu yang belum pernah dibukakan kepada siapapun sebelumku, dan memberikan ilham kepadaku dari pujian-pujian-Nya dan sanjungan-Nya yang bagus, kemudian berfirman, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka kamu akan diberi, mintalah syafaat, maka kamu akan diberi syafaat’. Saya angkat kepalaku, lalu saya katakan, ‘Wahai Tuhanku, umatku, wahai Tuhanku umatku, wahai Tuhanku”. Maka difirmankan, ”Wahai Muhammad, masukkanlah umatmu ke surga seperti orang yang masuk surga tanpa hisab, dari pintu kanannya pintu-pintu surga. Mereka adalah para teman orang-orang yang masuk surga dari pintu selain itu”. Demi Allah Yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya lebarnya pintu-pintu surga itu seperti jarak antara Makkah dan Hajar, atau seperti Makkah dan Bushra’”.[16]

Membantah Pendapat Tidak Ada Syafa’at

Yang mengherankan adalah bahwa, sebagian manusia mengatakan dengan melarang syafaat dan menganggapnya tidak ada gunanya, dengan mengambil dalil dari beberapa ayat, seperti firman Allah:

وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُون

Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at  dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong”. [17]

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآَزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya”.[18]

Allah Ta’ala berfirman :

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ . قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ. وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِين. وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ. حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِين

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.’ Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at”. [19]

Saya jawab, bahwa ayat-ayat ini mempunyai maksud dua hal :

Pertama, bahwa syafaat itu tidak ada gunanya bagi orang-orang musyrik, mereka itu dihapuskan oleh Allah dari syafaatnya orang-orang yang bisa memberikan syafaat, karena mereka itu orang-orang kafir.

Kedua, ayat-ayat itu bermaksud menghapuskan syafaat yang ditetapkan untuk ahlu syirik dan orang-orang yang serupa dengan mereka, seperti ahlu bid’ah yang mengira bahwa teman-teman mereka di dunia akan bisa memberikan syafaat di sisi Allah di akhirat, ini adalah kesesatan yang tidak diragukan lagi. Kami memohon kepada Allah Azza wa Jalla, semoga memberikan kita taufiq kepada kebenaran, dan membebaskan kita dari pedihnya siksa dan buruknya adzab.


*Diterjemahkan oleh Ustadz Zainur Ridlo, M.Pd.I. dari kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.


[1] az Zumar ayat 44.

[2] Maryam ayat 86-87.

[3] Az Zukhruf 85-86.

[4] Thaha ayat 109

[5] Saba’ ayat 23.

[6] Al Baqarah ayat 255.

[7] Hadis riwayat Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Hakim, dll.

[8] Hadis riwayat Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.

[9] Hadis riwayat Imam Tirmidzi, Imam Ahmad dan Imam Ibnu Hibban.

[10] Hadis riwayat Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah.

[11] Hadis riwayat Imam Bukhari, Imam Abu Dawud, dan Imam Thabrani.

[12] Hadis riwayat Imam Muslim.

[13] Syu’abul Iman, Imam Baihaqi, jilid 1, halaman 494.

[14] Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad.

[15] Hadis riwayat Imam Ahmad, Imam Thabrani, Imam Ibnu Huzaimah, dan Imam Ibnu Abi Ashim.

[16] Hadis riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad.

[17] Al Baqarah ayat 48.

[18] Ghafir/Mukmin ayat 18.

[19] Al Muddatstsir ayat 42-48.