tebuireng.online– Setelah melaksanakan rutinitas bulan Ramadhan yang sangat padat, para santri kini mulai bersorak gembira. Gegap gempita mengiringi langkah mereka yang hendak bertemu sanak keluarga di kampung halaman masing-masing. Hari ini (04/07), libur lebaran Pesantren Tebuireng dimulai. Namun, tak semua santri pulang kampung, ada yang menunda kepulangan hingga hari-hari terakhir Ramadhan, ada pula yang memilih menetap di pondok.

Kendaraan bermotor, baik roda empat maupun dua mamadati halaman utama Pesantren Tebuireng sejak malam kemarin (03/07). Terlihat beberapa santri menenteng tas besar, ransel berat, dan koper penuh keluar pesantren Tebuireng. Bagi yang tidak dijemput keluarga, kendaraan umum seperti kereta dan bus menjadi satu-satunya pilihan untuk pulang. Tak jarang terlihat pula, beberapa santri yang masih santai menikmati hari-hari di pondok, menggenakan sarung, dan pakaian biasa.

Penutupan Pengajian Ramadhan kemarin malam menjadi tanda berakhirnya kegiatan di bulan penuh berkah tersebut dan tibanya waktu libur lebaran. Kegembiraan hendak bertemu keluarga dirasakan Budi Andi (14) santri SMP A. Wahid Hasyim kelas III. Santri asal Makassar tersebut, ingin pulang langsung ke kampungnya. “Sebenarnya maunya langsung ke Makassar hari ini, tapi dapat tiket pesawatnya besok. Nginep dulu di rumah teman di Sidoarjo”, ceritanya dengan wajah sumringah.

Hal yang sama dirasakan oleh Adji Saputra, santri asal Riau. Keluarganya yang berada di Riau nan jauh sudah menunggunya pulang. Adji memilih jalur udara sebagai kendaraan untuk mudik. “Lama sudah tidak pulang, rasanya tidak sabar banget untuk ketemu keluarga dan teman-teman di Riau”, ungkapnya dengan nada semangat.

Namun berbeda dengan santri asal Mojokerto Ahmad Mubarok. Santri Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari Tebuireng tersebut memilih menunda liburan dan ingin bersantai-santai dahulu di pondok. “Ya santai aja lah, rumah kan nggak jauh, paling entar ke rumah nenek dulu di Kayangan (dekat Tebuireng)”, ujarnya. Ia juga mengaku biasa menunda-nunda liburan, karena liburan menurutnya tidak harus selalu dihabiskan sepenuhnya di rumah.

Majalah Tebuireng

Tidak bertemu keluarga saat lebaran tentunya sangat berat. Hal itu yang coba ditakhlukkan oleh Lukman Hakim. Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tersebut memilih tidak pulang kampung liburan kali ini. “Ini liburan lebaran pertama saya di Tebuireng. Saya teh ingin menguji kesabaran dan melatih tahan diri dengan tidak pulang”, ungkap lelaki asal Ciamis tersebut.

Selain untuk menguji kesabaran, darah sunda yang jago melantunkan ayat-ayat al-Qur’an dengan suara merdu tersebut, bertekat memperdalam ilmu-ilmu yang telah ia pelajari bersama temannya. “Inginnya sih memperdalam nahwu shorofnya sama teman karib saya. Targetnya, minimal dua tahun sekali pulang, syukur-syukur sampai lulus”, tambahnya.

Banyak hal yang menjadi alasan untuk pulang langsung, menunda atau menetap. Berbagai alasan tersebut tentunya adalah sebuah pilihan yang dipertimbankan panjang. Bertemu keluarga adalah kebahagiaan, menguji kesabaran juga sesekali perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan diri. Selamat bertemu keluarga bagi yang pulang. Selamat menikmati liburan di pondok bagi yang menetap. Kullu ‘amin wa antum bi khair, minal ‘aidzin wal fazin , mohon maaf lahir dan batin. (abror)