ilustrasi: www.google.com

Oleh: Devi Yuliana*

Sarah merupakan istri dari seseorang yang menjadi panutan dalam 3 agama samawi yakni Nabi Ibrahim AS, yang kisahnya kekal abadi dan dikenal oleh hampir seluruh manusia di dunia. Meski dirinya tak setenar Hajar dalam perjalanan hidupnya, namun keberadaan Sarah juga tidak bisa disepelekan begitu saja. Dari rahimnya lahir pembesar-pembesar umat para nabi-nabi di seluruh penjuru dunia yang akan meneruskan dakwah Ibrahim AS. Dan jika bukan karena keridaan dan usulannya kepada  Nabi Ibrahim untuk menikahi Hajar, tak mungkinlah sebuah sejarah akan terukir dengan indah seperti yang telah terjadi sekarang.

Nama kecil Sarah adalah Yiscah, Putri seorang raja Carrhae. Meski dari kecil Sarah adalah seorang putri bangsawan. Namun ia telah menunjukkan budi keluhuran dan kemuliaan budi pekerti yang tidak dimiliki perempuan pada zamannya. Hingga remaja menjelang dewasa, Sarah merupakan perempuan yang terhormat dan dicintai oleh kaumnya, namun hal ini tak lantas membuatnya gelap mata. Dan pada akhirnya meski menjadi rebutan para raja dan kaum bangsawan, Sarah memilih Ibrahim AS sebagai pendamping hidupnya, meski ia tahu jika pilihannya tersebuat akan membawanya pada risiko dan bahaya besar.

Sarah adalah role model yang tepat bagi perempuan zaman sekarang. Karena selain ia yang rajin ibadah, ia juga ikut berjuang bersama suaminya Ibrahim AS dalam menghadapi kaumnya. Ada beberapa hal yang bisa diteladani dari sarah oleh perempuan modern saat ini.

Menjaga Kecantikan Alami

Majalah Tebuireng

Segala yang ada pada diri Sarah adalah kesempurnaan. Namun bukan seperti perempuan-perempuan lain yang menjaga kecantikan dengan perawatan. Sarah justru menjaga kecantikannya dengan cara yang alami, yakni dengan selalu bersyukur kepada Allah. Cantik adalah ciri khas perempuan. Cantik juga tidak dapat dipisahkan dari kodrat perempuan. Namun, apakah kecantikan hanya dinilai dari segi fisik belaka? Tentu tidak, karena kriteria cantik dari berbagai negara manapun tetaplah berbeda. Namun kecantikan alami tetaplah sama, memancarkaan aura kedamaian bagi siapapun yang memandangnya. Meski kecantikan fisik dapat memesona, namun seiring waktu dan usia, kecantikan ini juga akan semakin luntur. Seperti apapun kecantikan yang diberikan oleh Allah kepada kita haruslah dipelihara dengan sebaik-baiknya, tanpa perlu mengubahnya, kecuali bila ada kecacatan atau penyakit.

Memadukan antara Keindahan Penampilan dan Rohani

Cantik secara fisik tak selamanya membahagiakan. Betapa banyak perempuan cantik yang justru tidak membahagiakan suami, menenteramkan keluarga, atau justru malah membuat masalah di tempat kerja. Kebanyakan wanita zaman sekarang justru senang tebar pesona ke sana – ke mari. Justru dengan semakin banyak mata yang memandangnya, semakin terkenal dan tenar pula dirinya dan juga semakin terhormat pula kedudukannya. Perempuan adalah pesona. Walaupun tubuh dan wajahnya tak secantik bintang panggung, tetap saja ada yang menarik dari dirinya, baik suaranya, cara bercandanya, ataupun kecerdasan yang beradu dengan sifat feminim. Sarah adalah sesosok yang selain anggun parasnya, namun juga memiliki kepribadian yang menawan. Terlahir dalam keluarga kerajaan tak lantas membuatnya memiliki sifat tamak ataupun sombong. Sarah adalah perempuan anggun yang sangat dicintai kaumnya karena karakternya.

Bertindak Cerdas

Selain cantik batin, perempuan harus cerdas. Cerdas di sini dapat diasah dengan cara meningkatkan softskill, menambah wawasan serta memperkaya pengalaman. Karena perempuan pada saat ini tidak hanya dituntut untuk selalu berada di rumah. Namun sudah banyak contoh perempuan yang memberikan banyak kontribusi pada dunia. Perempuan yang cerdas akan terus mencari dan menemuan jalan dalam menghadapi berbagai masalah. Seperti halnya Sarah yang selalu mengikuti dakwah Ibrahim yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika bukan karena kecerdasan yang diberikan kepada Sarah, ia takkan mampu melawan sosok Firaun yang tak berdaya saat hendak menggodanya.

Berani Mengemukakan Pendapat

Hal ini dilakukan Sarah tatkala ia cemburu kepada Hajar yang telah melahirkan Ismail. Sarah tetaplah seorang perempuan yang pastinya akan punya rasa cemburu. Namun penyaluran rasa kecemburuan Sarah bukan lah seperti kebanyakan perempuan yang langsung marah-marah tanpa sebab. Sarah justru mengungkapkan kecemburuannya kepada Ibrahim secara langsung namun tetap menggunakan cara yang anggun. Namun, apakah Allah menghukum Sarah atas kecemburuannya? Sama sekali tidak, justru peristiwa kecemburuan Sarah menyingkap garis sejarah yang lain, yakni berkembang biak keturunan Ibrahim AS di lembah Bakka, Mekkah Al-Mukaromah. Terkadang orang yang berani berbicara dan mengemukakan pendapat masih dianggap sebagai seorang yang tak punya malu, namun justru mereka yang menganggap seperti itulah yang merasa iri dengan kelebihan perempuan-perempuan tadi.

Tangguh

Tangguh tak berarti menyamai laki-laki dalam segala aspek, namun tangguh bagi perempuan berarti bahwa seorang tersebut bisa menggatikan beberapa posisi kaum adam tatkala mereka sedang berhalangan atau memang sudah bisa ditemati oleh kaum hawa. Bagaimana nasib Ibrahim jika Sarah bukanlah sosok yang tangguh dan hanya bisa menangis dan meratap saat menghadapi godaan Firaun, tentu Firaun akan dengan mudah menghancurkan dakwah Ibrahim melalui Sarah.

Sabar Menjadi Pilihan

Sarah sendiri lah yang memutuskan untuk mengikurti dakwah Ibrahim. Jika bukan dengan kesabaran yang ia miliki, mana mungkin seorang putri akan meninggalkan kemewahan yang dimiliki keluarganya. Namun melalui pancaran cahaya yang terpancar dari diri Ibrahim, Sarah pun mantap untuk ikut serta dalam perjuangan dakwah Ibrahim. Sarah pun tahu jika pilihannya tersebut akan membawa banyak permasalahan dan tantangan dalam hidupnya. Namun Sarah tetaplah Sarah yang akan terus maju demi menyebarkan ajaran bersama suaminya, Ibrahim as.

Demikianlah beberapa hal yang bisa diteladani dari sosok Sarah bagi perempuan saat ini. Jadilah perempuan yang cerdas dan tangguh serta dapat menginspirasi perempuan lain di seluruh dunia. Karena saat ini perempuan tak hanya akan mendapatkan peran di rumah namun lebih dari itu.

Disarikan dari buku Sarah Perempuan Penggenggam Cinta yang ditulis oleh Sinta Yusidia.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.