ilustrasi nabi ibrahim mencari tamu
ilustrasi nabi ibrahim mencari tamu

Mendapat Julukan Abu Dhaifan

Gemar memuliakan tamu tak pandang bulu, nabi Ibrahim alaihi salam mendapat julukan Abu Dhaifan yakni bapaknya tamu. Tak hanya itu, nabi Ibrahim juga dikenal sebagai seorang nabi yang memiliki hati yang penuh dengan kasih sayang dan kebijaksanaan, bahkan terhadap mereka yang belum mengenal kebenaran.

Pada masanya, nabi Ibrahim terkenal sebagai nabi yang sangat memuliakan dan mengagungkan tamu dengan menyuguhi berbagai macam hidangan mulai dari makanan hingga minuman. Nabi Ibrahim menyambut tamunya dengan segera menyembelih anak sapi yang gemuk dan menyajikannya sebagaimana disebutkan dalam al-Quran. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatiannya terhadap tamu. Sikap nabi Ibrahim ini menjadi teladan penting dalam Islam mengenai adab dalam menyambut tamu dan menunjukkan kebaikan serta kemurahan hati kepada orang lain.

Kedatangan Tamu Penyembah Berhala

Suatu hari, nabi Ibrahim kedatangan tamu seorang penyembah berhala dan tanpa ragu nabi Ibrahim memuliakannya meskipun berbeda keyakinan karena menyekutukan Allah dengan menyembah berhala. Karena kejadian tersebut, nabi Ibrahim mendapatkan pujian sekaligus teguran. Bagaimana bisa?

Pertama, mendapat pujian dari Allah. Awalnya mengetahui kejadian tersebut, penduduk langit seketika heboh dan protes kepada Allah perihal nabi Ibrahim yang menjamu tamu penyembah berhala yang jelas menyekutukan Allah. Kemudian, penduduk langit mendapatkan peringatan langsung dari Allah bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya.

Dari situ, diamlah penduduk langit. Lalu, Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan kepada nabi Ibrahim atas kehebohan penduduk langit dan kabar bahwa apa yang dilakukan nabi Ibrahim diterima oleh Allah. Nabi Ibrahim mendapat pujian karena menunjukkan sikap mulia yang diajarkan dalam Islam, yaitu menghormati dan memuliakan tamu tanpa memandang latar belakang atau keyakinan. Tindakannya ini mencerminkan rahmat dan kebaikan yang dianjurkan dalam agama, yang pada akhirnya juga mengajarkan para malaikat dan penduduk langit tentang kasih sayang Allah yang tidak terbatas.

Majalah Tebuireng

Kedua, selain mendapatkan pujian dari Allah, nabi Ibrahim juga mendapatkan teguran dari Allah terkait tamu yang sama. Suatu waktu lagi penyembah berhala datang bertamu lagi kepada nabi Ibrahim seperti biasa. Namun kali ini, nabi Ibrahim menolak tamu tersebut dengan tidak menjamu seperti sebelumnya. Nabi Ibrahim mau menjamu dengan memberikan syarat kepada penyembah berhala untuk meninggalkan kepercayaannya. Tapi, tamu penyembah berhala tersebut tidak mau meninggalkan kepercayaannya dan memilih pergi.

Setelah kejadian tersebut, nabi Ibrahim didatangi malaikat Jibril yang membawa pesan teguran dari Allah bahwa Allah memberi rezeki kepada siapa pun tanpa memandang latar belakang. Tetapi kenapa nabi Ibrahim menolak menjamu tamu yang berbeda keyakinan agar masuk Islam. Dari situlah pesan Allah agar memuliakan tamu meskipun berbeda keyakinan. Allah Sang Maha Pengasih, tak pernah pilih kasih pada hambanya meskipun berbeda keyakinan dan murka jika tidak memuliakan tamu.

Mendengar pesan tersebut, nabi Ibrahim menangis dan langsung mengikuti kemana tamu penyembah berhala pergi. Bahkan nabi Ibrahim menempuh hingga berkilo-kilo meter jauhnya, rela untuk menjamu penyembah berhala kembali. Setelah bertemu, nabi Ibrahim meminta maaf dan ingin menjamu seperti biasa. Namun sang tamu menolak dan ingin mengetahui alasan dibalik nabi Ibrahim ingin menjamunya lagi.

Kemudian, nabi Ibrahim menceritakan pesan yang disampaikan Allah melalui malaikat Jibril mengenai teguran tersebut. Mendengar penjelasan tersebut, tamu penyembah berhala tadi menangis dan berkata ia akan masuk Islam karena Allah.

Sebuah kisah inspiratif yang diajarkan nabi-nabi terdahulu bahwa tamu itu membawa kebaikan dan keberkahan sekalipun berbeda keyakinan. Setiap peristiwa yang terjadi memiliki hikmah dan pelajaran di baliknya. Tindakan baik yang kita lakukan mungkin menjadi jalan hidayah bagi orang lain.

Kisah ini menggambarkan betapa besar nilai memuliakan tamu dalam Islam, terlepas dari keyakinan tamu tersebut, menggambarkan betapa mulianya akhlak Nabi Ibrahim dalam memperlakukan tamu yang selalu berusaha menunjukkan kasih sayang dan penghormatan kepada setiap orang. Keramahan dan kemurahan hati nabi Ibrahim inilah menjadi teladan bagi semua kalangan dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia, serta mengajarkan bahwa setiap orang berhak atas kebaikan dan penghormatan, apa pun latar belakangnya.

Baca Juga: Belajar kepada Nabi Ibrahim Tentang Memperbaiki Shalat

Ditulis oleh Fitriatul Hasanah, Santri Lirboyo, mahasiswi jurusan komunikasi di Malang.