tebuireng.online– Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng Jombang mengadakan acara seminar internasional yang bertajuk “Sumbangsih Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari terhadap Umat Islam”. Seminar yang bekerja sama dengan Keduataan Besar Arab Saudi di Indonesia ini diadakan di Gedung KH. Muhammad Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng pada hari Selasa (03/05/2016).

Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Syaikh Ibrahim Sulaiman an-Nughaimshi, Prof. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, M.A., KH. Syukron Ma’mun, serta DR. H. Miftahur Rahim Syarkun, M.A. yang merupakan salah satu dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Dua orang  yang sebenarnya juga akan menjadi narasumber berhalangan hadir, yaitu Prof. Dr. M. Tholhah Hasan dan (Alm) Prof. Dr. KH. Ali Musthofa Ya’qub yang wafat beberapa hari yang lalu.

Kiai Syukron memaparkan, masyarakat yang menganut Nahdlatul Ulama sebenarnya belum sepenuhnya paham tentang ajaran-ajaran yang ada di Nahdlatul Ulama. Beliau mengaku telah membaca beberapa buku tentang NU yang dikarangan oleh orang-orang non-NU, kurang lebih sebanyak 30 jilid. “Ternyata (mereka) lebih NU dari orang NU,” ujar kiai bersuku madura ini menyimpulkan.

Beliau mengaku ingin sekali mengusahakan ada titik temu diantara Wahabi dan NU. Bagi beliau berkembangnya Syi’ah dan Wahabi di Indonesia sudah harus segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi pertumpahan darah. Bahkan beliau bersedia menjadi mediator antara Wahabi dan NU. “Perbedaan ini, kalau tidak segera ditangani, 30 tahun lagi, saya yakin akan ada pertumpahan darah,” ungkap kiai yang kondang di era 80-an tersebut.

Beliau menyoroti beberapa pihak yang bisa menghormati antar umat beragama, tapi tidak bisa menghormati antar aliran seagama. “Kalau toleransi Antaragama Bisa, Kenapa Antar Aliran Seagama Tidak?,” sindir beliau. Untuk itu menurut beliau, sudah saatnya para kaum sepuh mencari jalan tengah agar perselisihan ini tidak berlarut-larut.

Majalah Tebuireng

“Kita harus hormat menghormati, harga menghargai dalam perbedaan. Karena setiap kita pasti mempunyai perbedaan pendapat baik dalam berdiskusi ataupun yang lainnya,” pesan Pengasuh Pesantren Darur Rahman Jakarta tersebut. (Novi/Abror)