Oleh: Alfahrizal**

Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asyari merupakan sosok berpengaruh dalam sejarah peradaban Indonesia. Beliau merupakan ulama terkemuka yang masyhur akan keilmuan hadis, pendiri pesantren yang eksis sampai sekarang, pendiri dan penggerak ormas terbesar di Indonesia (Nahdlatul Ulama), dan pahlawan kemerdekaan Indonesia.

Sosok yang berpengaruh di Indonesia ini lahir dari pesantren, mulai dari kecil hingga tua kiprah perjuangannya hanya berlatar pesantren “dari pesantren kembali ke pesantren”. Meski begitu, beliau mampu mengguncangkan negeri pertiwi Indonesia, bahkan dunia sekalipun.

KH. Hasyim Asy’ari merupakan putra Kiai Asy’ari dan Bu Nyai Halimah. Hasyim waktu kecil lahir di salah satu desa kabupaten Jombang yang bernama Gedang. Sejak kecil, beliau dididik dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Pada umur lima tahun, Hasyim kecil dalam asuhan orang tua dan kakeknya tinggal di pesantren Gedang, lalu ketika Hasyim Asy’ari berumur enam tahun, ayahnya mendirikan pesantren yang diberi nama pesantren Keras.

Majalah Tebuireng

Penamaan Pesantren Keras, karena terletak di desa yang bernama Keras. Tinggal, bermain, dan dididik di pesantren, hal ini membuat Hasyim Asy’ari menjadi pribadi yang sederhana dan rajin belajar. Baru saja menginjak usia remaja sekitar umur 15 tahun, Hasyim Asy’ari mulai mengembara ke berbagai pesantren di pulau Jawa untuk memperdalam ilmu agama.

Tidak cukup sampai di situ, kehausan akan ilmu agama Kiai Hasyim masih mendahaga, sekitar umur 21 tahun Kiai Hasyim berangkat ke Tanah Suci bersamaan dengan rombongan haji kala itu, sempat kembali ke tanah air namun Kiai Hasyim pergi lagi ke tanah suci untuk mendalami ilmu agama. Kiai Hasyim juga sempat mengajar di Masjidil Haram hingga melahirkan banyak murid di berbagai dunia.

Tujuh tahun lamanya belajar dan mengajar di Mekkah, hingga tiba saatnya untuk kembali dan melanjutkan perjuangan di tanah air Indonesia. Pada tahun 1899 berdiri Pesantren Tebuireng yang sampai saat ini terus melahirkan generasi hebat bangsa. Perjuangan Hadratussyaikh dalam mendirikan pesantren tidak semulus yang dibayangkan, ada banyak sekali ancaman dan bahaya yang datang silih berganti, teror demi teror diterima dengan tabah dan sabar.

Hingga pada akhirnya, Kiai Hasyim berhasil mengubah lingkungan yang gelap menjadi terang akan keilmuan dan agama. Sampai saat ini, kawasan Tebuireng menjadi kawasan yang terkenal dengan santri dari berbagai penjuru negeri serta syiar agama Islam, hal ini berkat keringat dan semangat Kiai Hasyim, sang promotor perubahan.

Selain itu, pergerakan Kiai Hasyim serta pandangannya tentang hidup bermasyarakat juga sangat maju. Perdebatan panjang mengenai selisih paham tata cara beribadah serta membentuk barisan perjuangan kebangkitan nilai keislaman di tengah masyarakat Indonesia, hingga lahirlah Nahdlatul Ulama atas restu dan petunujuk gurunya, KH. Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan. Hingga saat ini, organisasi yang diprakarsai oleh tokoh pesantren tulen itu terus berkembang dan turut andil atas kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.

Tak berhenti di situ, Kiai Hasyim juga turut andil dalam melawan dan mengusir para penjajah. Beberapa kali penjajah dengan taktik busuknya menawarkan berbagai penghargaan kepada Kiai Hasyim, akan tetapi semua itu ditolak mentah-mentah oleh Kiai Hayim.

Tak hanya itu ancaman dan teror dari bangsa kolonial juga pernah Kiai Hasyim rasakan, tetapi itu semua tak membuat semangat perjuangan beliau untuk membela tanah air redup dan mati, bahkan dengan lantang Kiai Hasyim mengeluarkan Fatwa yang sampai saat ini menjadi sejarah manis bagi kita, Fatwa Resolusi Jihad kewajiban membela tanah air.

Dari sosok luar biasa ini pula, lahirlah manusia yang sangat berjasa bagi negeri pertiwi Indonesia, yaitu KH. Abdul Wahid Hasyim.

*Mahasantri Tebuireng.