tebuireng.online—Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. memberikan orasi ilmiyah di depan para santri dan walisantri dalam acara Wisuda Tahfidh XXVI di halaman belakang pesantren tersebut siang tadi (21/12).

Ketua KPAI tersebut memaparkan tentang bagaimana mendidik anak, menghindarkan dari kekerasan, pelecahan seksual dan memilihkan lembaga pendidikan yang tepat bagi anak. Dr. Asrorun mengaku tidak pernah memaksakan kehendak sang putra untuk memilih pesantren. “Setelah mengembara di beberapa pesantren, akhirnya jatuh hati di Pesantren Madrasatul Qur’an ini. Walau awalnya karena lapangannya luas dan ada kolam renangnya”, katanya.

“Belum tentu yang internasional school itu pasti bagus, itu yang IT-IT-an leber internasional malah terjadi kekerasan seksual, kasus bully”, terangnya. Menurutnya memilih lembaga harus dengan melakukan analisis dan kontrol. “ Malah ada anak pulang dari sekolah IT tiba-tiba mengkafirkan orang tuanya”, tambahnya. Para orang tua banyak yang melihat sekolah dengan lebel, lalu lepas kontrol dan sibuk bekerja. Baginya itu kesalahan besar.

Selain itu, Dr Asrorun juga memaparkan analisa hadits tentang pemukulan anak setelah umur 10 tahun masih belum berkenan shalat. Hadits tersebut menurutnya menjelaskan kebolehan bukan kewajiban setelah tiga tahun sejak tujuh sampai sepuluh tahun. “Dari tahun ke-7 sampai 10, tiga tahun adalah waktu yang lama dan menunjukkan ada proses. Bukan belum mencontohkan, memberikan bimbingan shalat, langsung dipukul”, terangnya.
“Kebanyakan dari orang tua baru memperintahkan tiga kali dua kali belum memberikan contoh sudah memukul, tiga tahun ibu-ibu bapak-bapak”, tambahnya di depan para wali santri. Menurutnya proses inilah yang sebenarnya sangat penting bukan menitik beratkan pada pembolehan memukul.

Untuk itu Dr. Asrorun menyarankan pesantren sebagai rujuan lembaga pilihan bagi anak. Dia menyarankan agar minimal satu dari empat anak atau dua dari sepuluh anak dalam suatu keluarga untuk menjadi hufadh. Baginya itu akan menjadi benteng keluarga ketika di dunia dan kelak di hadapan Sang Pencipta.(abror)

Majalah Tebuireng