Sumber gambar: http://www.nu.or.id

Oleh: KH. Fawaid Abdullah*

Rasulullah SAW adalah manusia yang sempurna dengan berbagai sifat yang luhur dan terpuji serta berakhlaqul karimah. Beliau mempunyai pemahaman yang benar, niat yang baik, ucapan yang baik pula, beramal Shalih, Zuhud terhadap dunia beserta kelezatannya, tidak pernah menyakiti, selalu melayani untuk kemaslahatan umum.

Sungguh sifat yang sempurna itu sebagai cerminan dari manusia yang sempurna pula. Itulah Baginda Nabi Agung Muhammad SAW. Baginda Nabi selalu mempunyai niat yang baik di dalam setiap langkahnya. Hati beliau selalu bersih dan suci dari segala maksud dan tujuan apapun.

Niat baik itu adalah asas atau dasar dari beramal, bekerja. Apapun itu. Manusia itu yang akan dilihat pertama kali adalah niatnya. Kalau niatnya sudah salah maka berikutnya akan salah juga. Dengan pondasi niat yang kokoh di atas pondasi takwa maka Allah akan selamatkan atas segala sesuatu.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Umar RA, Rasulullah bersabda: “Innamal A’maalu binniyyaati, wa innamaa Likulli imri-in maa Nawaa”. Hadis ini menegaskan bahwa posisi niat itu lebih utama dari pada amal. Maksudnya, bahwa tanpa niat yang benar maka amal atau pekerjaan itu sia-sia belaka.

Majalah Tebuireng

Hal ini ditegaskan dengan Hadis dari Al Baihaqi bahwa Baginda Nabi bersabda: “Niyyatul Mukmini Khairun min ‘Amalihi”, bahwa status niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya, atau pekerjaannya.

Baginda Nabi pernah ditawari oleh orang-orang kafir  Quraisy: “Wahai Muhammad, kalau anda mau istana dan kerajaan maka kami akan kasih, kalau anda ingin harta benda (yang banyak melimpah) kami akan kumpulkan dan akan kami kasihkan kepada anda; mendengar perkataan tersebut Baginda Nabi dengan tegas menjawab: “TIDAK!!”

Ketika kaum menyakiti Baginda Nabi, beliau hanya berdoa: “Allahummahdi Qaumiy Fainnahum Laa Ya’lamuun; Yaa Allah tunjukkan kaumku, sungguh mereka itu berbuat demikian karena mereka (hanya) tidak tahu, mereka hanya tidak paham.” Beliau ketika berzikir mengingat Allah hatinya selalu bergetar, air mata beliau mengalir deras, setiap malam beliau selalu qiyamul lail beribada dan bertahajud. Adakah hati manusia yang lebih bersih dan suci dibandingkan hati Baginda Nabi?

Tidak pernah dijumpai ada agama dan Nabi yang lebih agung dan lebih mulia seperti Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat melarang berbohong kepada siapapun dan sekecil apapun. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Al Hakim dari Sahabat Muawiyah bin Haidah ini menegaskan bahwa sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Celaka, orang yang membikin-bikin cerita dengan cara berbohong yang tujuannya supaya orang yang mendengarnya bisa tertawa (karena lucu)”.

Salah satu bukti bahwa Baginda Nabi itu adalah benar-benar seorang yang sangat Zuhud, tidak cinta dunia, beliau itu wafat dalam keadaan fakir, tidak meninggalkan harta apapun. Beliau tidak mewariskan harta, apalagi tahta. Beliau hanya mewariskan Al Quran dan Sunahnya. Beliau hanya mewariskan Uswah Hasanah dan Akhlaqul Karimah. Betapa sangat agung sifat terpuji beliau. Sampai-sampai menurut Siti Aisyah, istri beliau, keluarga Baginda Nabi Muhammad itu tidak pernah kenyang dari roti gandum sampai dua hari berturut-turut. Bahkan sangat sering sekali Baginda Nabi itu selalu meletakkan batu di perutnya untuk menahan rasa lapar. Ini bukti bahwa fakirnya beliau itu adalah sebuah pilihan. Bukan sebuah keterpaksaan.

Wallahu A’lam.


*Santri Tebuireng 1989-1999, Ketua Umum IKAPETE Jawa Timur 2006-2009, saat ini sebagai Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibin Kombangan Bangkalan Madura.


Disadur dari kitab Irsyadul Mukminin, karya Allahyarham Gus Ishom Tebuireng yang Legendaris.