Prof. Dr. Fendy Suhariadi dan para peserta foto bersama usai materi terakhir

tebuireng.online— Setelah memaparkan materi tentang kepemimpinan yang melayani, pada hari kedua (16/10/2016) dalam Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan kedua, Guru Besar Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Dr. Fendy Suhariadi, MT., menjelaskan tentang sistem otak kanan dan otak kiri. Alumnus Unair dan ITB tersebut juga memaparkan proses penyimpanan memori dalam otak.

Hal itu disampaikan beliau dengan tujuan agar peserta mengenali bagian otak mana yang digunakan. Beliau meminta peserta mengambil sikap sendakap. Dari sikap reflek sesuai permintaan, dapat diketahui siapa yang menggunakan kanan dan siapa yang menggunakan kiri. “Yang meletakkan tangan kanan di atas maka dia menggunakan otak kiri, dan yang kiri di atas, dia otak kanan,” jelas pria yang mendapatkan gelar guru besar sebelum usia 40 itu.

Pengguna otak kiri, terang beliau, cenderung bersikap rasional dan perhitungan, tetapi sangat cepat dan rinci dalam menganalisis sesuatu hal, sedangkan otak kanan melihat sesuatu dari balik hal tersebut. Pengguna otak kanan tidak dapat diminta hanya menggunaka rasionya, sebaliknya pengguna otak kanan cenderung kognitif dan matematis. Karena otak kanan dan otak kiri memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, Prof. Fendy menyarankan untuk latihan mengaktifkan keduanya, dengan cara menggunakan secara aktif organ kanan dan organ kiri sekaligus

Selanjutnya, mantan Direktur Sumber Daya Unair ini, menjelaskan tentang proses penyimpanan informasi oleh otak. Panca indra menangkap informasi itu dari stumulus yang ada, menggunakan sensory memory. Dengan interaksi rekognis, informasi akan tersimpan dalam short term memory, kemudian dilanjutkan menuju long term memory. Tidak semua orang, lanjut dosen 50 tahun tersebut,  dapat secara baik mencapai long term memory.

Untuk dapat mencapai itu, seseorang harus melakukan refrashing. Refrashing dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan bermain-main, mencatat kembali informasi yang didapat lalu tidur (recall), atau setelah mendapatkannya langsung tidur. Tidur disini bukan tidur pulas berjm-jam, melainkan tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu tidur yang tidak butuh waktu lama, tetapi bisa secara cepat memasukkan informasi yang didapat ke dalam long term memory.

Majalah Tebuireng

Di dalam menyimpan informasi yang masuk, terang mantan Ketua Senat Akademik Unair itu, seharusnya tidak sekedar menyimpan, melainkan diolah dan ditata dengan rapi, disambungkan satu dengan lainnya sehingga dapat menjadi informasi baru. Ketika informasi masuk, tidak serta merta diterima, tetapi dicerna dahulu dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis. Beliau berpesan kepada peserta, di usia yang masih 20 tahunan, harus mengoptimalkan kerja otak, karena di usia-usia tersebut otak masih memiliki banyak space yang kosong dan siap untuk diisi dengan infomasi-informasi yang baik dan berkualitas. (Abror)