Salah satu peserta asyik menggambar sebagai salah satu materi tes kepribadian, Rabu (23/12/2015)

tebuireng.online– Rabu (23/12/15), seleksi Penerimaan Santri Baru (PSB) gelombang I telah dimulai. Sejatinya PSB dilaksanakan selama dua hari, yakni mulai 23-24 Desember 2015. Ada beberapa hal yang diujikan yaitu tes kepribadian, psikotes, tes potensi akademik, MIPA, Bahasa, dan membaca al-Qur’an. Pada hari pertama ini, para peserta harus  melewati ujian yang pertama, tes kepribadian.

Penguji dari seleksi-seleksi tersebut adalah  panitia penerimaan santri baru itu sendiri dan perwakilan dari masing-masing unit pendidikan. Diantaranya, untuk tes kepribadian penguji berasal dari panitia yang sebelumnya telah mendapat bimbingan  pendidikan tentang psikologi, sedangkan untuk penguji tes local diambil dari pihak masing-masing unit.

“Diadakannya tes  kepribadian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki calon santri,” kata M. Farhan selaku panitia penerimaan santri baru. Psikotes, lanjutnya, adalah tolak ukur penilaian soal prilaku, sikap, sifat, dan psikologi peserta tes. Sejumlah 930 calon santri yang telah terdaftar mengantri untuk melakukan tes kepribadian ini. Namun, antisipasi panitia terhadap efektifitas waktu, peserta yang telah mendaftar jalur offline atau langsung datang ke kantor panitia sudah langsung melakukan tes tersebut, sehingga hari ini tidak perlu datang.

Pesantren tebuireng memiliki pesona dalam dunia pendidikan terbukti dari banyaknya santri yang mendaftar. Bapak Edi wahyudo selaku calon wali santri dari Purbalingga yang mengantarkan putranya mengikuti seleksi. Puteranya, Resti Wahyu Putra Edi, memilih sendiri untuk melanjutkan pendidikannya di Tebuireng dengan mendapatkan bekal informasi dari website www.tebuireng.online. “Bagusnya pendidikan dan sejarah yang banyak terdapat di tebuireng, anak saya tertarik dan punya niatan untuk melanjutkan sekolah disini,” ujar Pak Edi.

Banyak calon santri yang mengikuti seleksi dengan tanpa persiapan, seperti halnya Adip Rausahan Fikr Raharjo calon santri dari Lampung yang mendaftar di SMA Trensains. “Langsung saja mengerjakan dengan kemampuan yang ada. Dibawa santai saja biar nggak gerogi,” ujar Adib saat ditanya sebelum tes berlangsung.

Majalah Tebuireng

Begitu pula dengan calon santri dari provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Jauhar Abdul Aziz Awal Meker, setelah selesai tes kepribadian, deg-degan yang disertai dengan rasa takut salah masih ada dalam benaknya, menurut Jauhar  tesnya hanya disuruh menggambar (rumah, pohon, dan orang) tapi tidak boleh menghapus apa yang telah digambar, bocah yang polos dengan candaannya ini telah mempersiapkan tes kepribadian dengan berdoa dan membawa perlengkapan alat tulis seperlunya. (nurul/anita/abror)