KH Salahuddin Wahid menyampaikan sambutan dalam pembukaan Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan ke-5 pada Ahad (14/01/2018). (Foto: Amin Zen)

Tebuireng.online— Di antara beberapa faktor untuk mencapai kesuksesan ada kedisiplinan dan kejujuran. Kedua faktor itu mejadi faktor utama dan menggeser kecerdasan intelektual atau keberhasilan mendapatkan nilai-nilai kognitif yang bagus di sekolah.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dalam sambutan pembukaan Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan ke-5 pada Ahad (14/01/2018). Diklat kali ini diikuti oleh 19 orang peserta putri dari Pondok Putri Pesantren Tebuireng dan pesantren sekitarnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Sholah mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley, penulis dan pakar teori bisnis dari Amerika Serikat yang menunjukkan ada 100 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan

Dalam penelitian itu, Thomas menemukan bahwa kecerdasan menempati urutan ke-21, belajar di sekolah favorit ada di urutan ke-23, dan lulus dengan nilai baik di urutan ke-30.

Dari situ Gus Sholah ingin menunjukkan bahwa bukan hal-hal demikian yang dominan berpengaruh dalam kesuksesan seseorang, melainkan sifat kejujuran, disiplin, dan pandai bergaul (bersosialisasi) lah yang menjadi faktor tertinggi seseorag dapat meraih kesuksesan.

Majalah Tebuireng

Selain itu, lanjut Gus Sholah, dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari orang lain, mencintai apa yang disukai (passion), kepemimpinan yang baik, semangat bersaing sehat, pengelohan kehidupan yang baik, dan kemampuan menjual gagasan juga turut mendukung kesuksesan seseorang.

Selanjutnya, Gus Sholah berpesan kepada para peserta agar dapat mengamalkan ilmu yang didapatkan selama diklat, karena menurut beliau, ilmu yang diamalkan dapat menempel erat dan terus diingat.

Bagi Gus Sholah, karakter merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang. “Orang yang berkarakter itu orang yang berani menyatakan sikapanya meski merugikan dirinya,” ungkap Gus Sholah.

Sebaliknya, Gus Sholah meminta peserta agar tidak memiliki sifat berlawanan dari sifat berkarakter, yaitu oportunis di mana seseorang hanya semata-mata mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa bepegang pada prinsip tertentu. “Lawannya yaitu orang oportunis, pokoe kedumen,” tambah beliau.

Untuk itu Gus Sholah berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kader-kader pembina dan pengurus yang berkarakter. “Kegiatan ini diharapkan akan memberikan manfaat yang cukup untuk bekal sebagai pembina dan kehidupan pribadi (peserta) khususnya,” tutur Gus Sholah.


Pewarta:            Nur Ifana

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin