Peserta foto bersama Pak Bijan didampingi Kapten Inf. M. Maksun di aula Gedung Diklat Tebuireng Ngoro Jombang usai materi, Kamis (15/09/2016)

tebuireng.online— Menjadi pemimpin, bagi manusia adalah sebuah keniscayaan. Semua akan menjadi pemimpin minimal memimpin diri sendiri. Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas, peserta Diklat Kade Pesantren Tebuireng angkatan kedua diberikan materi Kepemimpinan yang disampaikan oleh Kapten Infanteri Bijan, S.H., Kamis (15/09/2016) di aula Gedung Diklat Pesantren Tebuireng Jombok Ngoro Jombang.

Pak Bijan menyampaikan mengenai sifat, asas, tipe, dan peran pemimpin. Tipe kepemimpinan, papar beliau, mempunya empat tipe, yaitu otoriter, demokrasi, liberal, dan paternalistis. Menurut beliau, keempat tipe kepemimpinan tersebut bisa diterapkan menjadi satu gaya kepemimpinan yang bersifat proporsional. “Semua tipe baik jika diterapkan dalam keadaan dan tempat yang benar dan tepat,” ujar Kaur Logistik SBAGUM Rindam V/Brawijaya Malang tersebut.

Kapten yang sekarang tinggal di Batu Malang tersebut, juga menjelaskan tentang 11 asas kepemimpinan. Kesebelas asas tersebut adalah takwa, Ing Ngarso Sung Tulodo (memberi suri tauladan), Ing Madya Mangun Karso (menggugah semangat di tengah), Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan dan dukungan), Waspodo Purbo Wiseso (waspada mengawasi), Ambeg Parama Arto (dapat memilih yang tepat), Prasojo (sederhana), Satiyo (loyal), Gemi Nastiti (hemat dan teliti),  Belaka (mau dan rela bertanggungjawab), dan Legowo (kerelaan dan keikhlasan menyerahkan kepada generasi berikutnya).

Selain 11 asas itu, lanjut Pak Bijan, seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur, berpengetahuan, berani, mampu mengambil keputusan, amanah, berinisiatif, bijaksana, tegas, adil, menjadi teladan, tahan uji, ulet, loyal, tidak egois, antusias, simpatik, dan rendah hati. “Semua orang pasti menjadi pemimpin dan yang dipimpin. Guru memimpin murid, mandor memimpin buruh, komandan memimpin bawahannya,” kata bapak dua anak tersebut.

“Seorang pemimpin harus fleksibel, adakalanya ia menjadi menejer, guru, bapak, teman, dan ada saatnya menjadi komandan,” lanjut alumnus Fak. Hukum Universitas Brawijaya tersebut. Beliau menambahkan bahwa antar elemen-elemen kepemimpinan tesebut, satu dengan yang lainnya memiliki peran dan fungsi yang berbeda, tetapi saling mendukung menuju tujuan yang sama. Untuk itu, peran antar elemen bersifat proporsional.

Majalah Tebuireng

Diklat Kader Tebuireng adalah program yang dicanangkan Pengasuh Pesantren Tebuireng Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Program ini akan berlangsung selama 4 bulan, dengan perincian 2 bulan materi, sebulan magang, dan sebulan pembuatan laporan. Selain kepemimpinan, peserta yang berjumlah 28 tersebut, juga akan dibekali dengan beberapa materi lain, seperti kewirausahaan, IT, psikologi remaja, Aswaja ke-NU-an, ke-Tebuireng-an, parenting skill, pencak silat dan lain sebagainya. Selama program berlangsung, peserta ditempatkan di asrama karantina untuk menjamin kefokusan mengikuti kegiatan. (Abror)