sumber gambar: wikipedia.com

Dalam dunia tasawwuf nama Imam Ghazali sangatlah terkenal beliau dijadikan rujukan banyak ulama setelahnya dalam bidang tasawwuf apalagi dalam kalangan Ahlusunnah wal Jama’ah nama beliau disandingkan dengan nama Syaikh Junaid al-Baghdadi yang juga dijadikan rujukan.

Sebenarnya Imam Ghazali juga terkenal dalam disiplin ilmu lainnya seperti fikih, ushul fikih, aqidah, filsafat, dll, tetapi masyarakat mengenal Imam Ghazali terkenalnya dalam bidang tasawwuf. Banyak karangan kitab dari Imam Ghazali dalam bidang-bidang yang ia tekuni salahsatunya adalah kitab Ayyuhal Walad (أيها الولد), kitab ini berisi nasihat-nasihat Imam Ghazali terhadap para penuntut ilmu khusunya agar apa yang mereka usahakan mendapatkan hasil yang memuasakan.

Dalam salah satu nasihat beliau dalam kitab Ayyuhal Walad dijelaskan kalau kebodohan itu laksana seperti orang sakit (المريض) dan orang yang alim/ulama itu laksana dokter (الطبيب) yang menyembuhkan penyakit melalui transfer ilmu dari proses pengajaran. Menurut Imam Ghazali penyakit kebodohan itu diklasifikasi menjadi empat dan hanya satu yang bisa diobati dan tiga sisanya tidak bisa diobati, berikut penjelasannya:

  1. Kebodohan yang tidak bisa diobati yaitu kebodohan yang ditampakkan dengan sebuah pertanyaan atau bantahan yang didasari oleh sifat iri hati dan benci, orang yang mempunyai watak seperti ini walaupun kita sudah menjawab pertanyaan mereka dengan sebaik-baik jawaban mereka tidak akan mempercayainya dan malah akan menyebabkan mereka tambah iri dan benci terhadap kita. Solusi ketika berhadapan dengan orang seperti itu adalah menjauh dan tidak menyibukkan diri bersama mereka.
  2. Kebodohan yang kedua yang tidak bisa diobati adalah الحَمَقَةُ, al- Hamaqoh ini bisa diartikan dengan sifat bodoh dasar bawaan seseorang, dalam syarah disebutkan

أي البلادة و الغباوة و ضد الذكاء

 kebodohan yang menjadi antonim dari kecerdasan/kepandaian

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa nabi Isa Alaihi Salam pernah berkata

Majalah Tebuireng

إنّي ما عَجِزْتُ من إحياء الموتى و قد عجزت من مُعالَجة الأحماق

Sesungguhnya aku tidak kesulitan untuk menghidupkan orang mati (atas izin allah) dan sungguh aku tidak mampu untuk mengobati kedunguan

Dalam syarah disebutkan kalau memang penyakit dungu ini sangatlah sulit untuk diobati kecuali dari orangnya sendiri mempunyai keinginan untuk belajar agar sembuh darinya, disebutkan bahwa obatnya adalah السَّعْيُ (usaha keras), الجِدُّ (bersungguh-sungguh), dan المُواظَبَةُ في التَّعَلُّمِ (tekun ketika belajar), hanya tiga faktor inilah yang menyebabkan orang selamat dari kebodohan.

  1. Penyakit kebodohan yang ketiga ini adalah orang yang bertanya dan memang ingin mencari tahu sebuah jawaban tetapi akal mereka tidak mampu menerima jawaban atau penjelasan dari orang yang ia tanyai, hal ini disebabkan oleh kedangkalan pemikiran mereka atau mereka cerdas tapi mereka tidak menguasai materi di hal yang mereka tanyakan. Hal ini bias diatasi dengan menjawab sesuai konteks sejauh pemahaman penanya terhadap hal yang ditanyakan, hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan nabi

نحن معاشر الأنبياء أمرنا أن نكلم الناس على قدر عقولهم

Kami para nabi diperintahkan untuk berbicara kepada manusia (umat) dengan sesuai kadar kecerdasan mereka.

  1. Penyakit bodoh yang terakhir dan yang bisa disembuhkan menurut Imam Ghazali adalah orang yang benar-benar mencari petunjuk cerdas lagi mudah memahami suatu masalah, segala yang ia tanyakan tidak didasari oleh hasud, cinta, marah, kedudukan, harta benda, dan menguji kepintaran mereka bertanya dengan benar-benar mencari sebuah ilmu atau informasi yang bermanfaat bagi mereka, maka bagi seseorang wajib menjawab pertanyaan seperti ini dan menerangkan dengan sejelas-jelasnya.

Itulah macam-macam jenis kebodohan yang diumpamakan orang sakit oleh Imam Ghazali semoga kita dijauhkan dari sifat bodoh dan susahnya menerima dan memahami ilmu yang telah diajarkan oleh guru-guru kita.


Referensi: Kitab Syarah Ayyuhal Walad cetakan DKI Ilmiyah Beirut



Ditulis oleh: Nurdiansyah Fikri Alfani  (Santri Tebuireng)