اَلْحَمْدُ لِلهِ، اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ فِي دِيْنِ الْقَوِيْمِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا التَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْلَمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى، قُلْ سِيْرُوْا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Sidang Jumah yang dimuliakan Allah Swt.

Pertama-tama, kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan para hadirin semuanya, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Senantiasa melihat apa-apa yang telah kita lakukan pada masa yang telah lewat. Dengan memperbaiki, dan memperbaiki lagi pada waktu yang akan datang.

Allah Swt. dalam surah al-Ahzab ayat 18 berfirman;

Majalah Tebuireng

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا التَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْلَمُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk persiapan hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dari apa yang kamu kerjakan.”

Perintah takwa dalam ayat tersebut dibarengi dengan perintah untuk melihat apa-apa yang telah dilakukannya pada masa lalu, untuk persiapan pada masa yang akan datang. Ayat tersebut merupakan perintah untuk meneliti, mengevaluasi, dan mengintrospeksi diri untuk persiapan kita di hari akhirat.

وَتَتَأَمَّلْ كُلُّ نَفْسٍ فِيْمَا قَدَّمَتْ أُوْلِي الْآخِرَةِ

Dengan ayat tersebut, kita juga hendaklah manghisab amal kita sendiri. Merenungkan dan menghitung-hitung amal kita sendiri. Dari kita sendiri, sebelum kita semuanya dihisab oleh Allah.

حَاسِبُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَانْظُرُوْا مَاذَا اِدَّخَرْتُم لِأَنْفُسِكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ لِيَوْمِ مَعَادِكُمْ وَعَرْضِكُمْ عَلَى رَبِّكُمْ.

“Hisablah diri kamu semua sebelum dihisab. Dan lihatlah apa yang telah kamu persimpan atau persiapkan untuk diri kamu dari amal-amal saleh. Untuk hari kembalinya kita semua di hadapan Allah, dan untuk menghadap Allah Swt.”

Selain ayat tersebut, terdapat ayat-ayat lain menyuruh kita untuk merenungkan perbuatan-perbuatan masa lampau. Perbuatan-perbuatan dari suatu kaum di masa lampau, sebagai cerminan untuk perbaikan kedepan.

Allah Swt. berfirman dalam surah al-An’am;

 قُلْ سِيْرُوْا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

Katakanlah: berjalanlah kamu semua di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.

Dan dalam surah an-Nahl dikatakan;

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ  رَسُوْلًا أَنِ اعْبُدُوْا اللهَ وَاجْتَنِبُوْا الطَّاغُوْتَ، فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ، فَسِيْرُوْا فِيْ الْأَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ.

 “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat. Sembahlah Allah dan jauhilah thogut itu. Maka diantara umat itu; ada orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula orang yang telah pasti sesatnya bagi dia.Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasulnya itu).”

Dua ayat tersebut menyuruh kita untuk memperhatikan dampak dari perbuatan-perbuatan orang yang mendustakan. Agar kita semua dapat mengambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi pada masa-masa lampau.

Dalam berbagai dimensi kehidupan, secara umum kita dapat bercermin dari beberapa ayat tersebut. Dalam melakukan perubahan-perubahan, inovasi-inovasi, hendaklah melihat apa yang sudah tertanam dan dilakukan di masa lampau. Perlu evaluasi untuk kerja kedepan atau kerja jangka panjang. Karena inovasi yang tidak bercermin pada masa lalu akan tercerabut dari akarnya. Akan terjadi kesenjangan antara masa lalu dan visi misinya, dengan perkembangan yang dilakukan pada masa-masa selanjutnya.

Sekolah-sekolah di lingkungan pesantren, umpamanya. Perlu mengkaji dan mengevaluasi, apa-apa yang sudah dicapai pada masa lalu, kemajuan-kemajuan apa yang sudah tercapai, dan kekurangan-kekurangannya yang perlu ditingkatkan kembali. Itu semua untuk pengembangan dan inovasi kedepan.

Sehingga jargon pesantren; al-muhafazah ‘ala al-qodimi as-shalih, wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah dapat terjaga dengan baik. Mudah-mudahan  kita semua dapat meningkatkan kualitas kehambaan kita, untuk meraih kebahagiaan yang lebih besar dan abadi. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

بَرَكَ اللهُ لِي وَلَكَمُ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، إِنَّهُ  هُوَ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ، وَقُلْ رّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.