KH. Musta’in Syafi’i saat menyampaikan pemaparan mengenai perjuangan Hadratussyaikh untuk memerdekakan Indonesia di acara Anniversary ke-24 MAKK, Jumat (06/09/19).

Tebuireng.online- Mengulang kembali dan menoleh ke belakang melihat semua peristiwa satu tahun ini telah berlalu, mungkin ini salah satu dari definisi Anniversary. Pada hari Jum’at ini (06/09/19) Madrasah Aliyah Khusus Keagamaan (MAKK TEAC) merayakan anniversary ke-24.

Pada tahun ini MAKK menyulap kegiatan anniversary dengan bedah buku berjudul “Hadratussyaikh Muhammad KH. Hasyim Asy’ari Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia”,  buku karangan Sayyid Muhammad Asad Shihab dengan judul asli, “Allamah Muhammad Hasyim Asya’ari wadhiu Libinati Istiqlali Indonesia” yang diterjemahkan oleh ustad Zainur Ridlo.

Tidak tanggung-tanggung, acara ini mengundang sejumlah tokoh senior di Pesantren Tebuireng sebagai  pembicara, di antaranya;  KH. A. Mustain Syafi’i, KH. Junaidi Hidayat, Pak Zainur Ridlo dan juga Ustadz H. Ahamad Roziqi selaku Kepala Madrasah Salafiyyah Syafi’iyyah (MASS) Tebuireng.

Tujuan diadakannya acara ini tak lain untuk meningkatkan literasi para siswa MASS yang juga santri dan juga lebih mengenal dan bisa meneladani  Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

“Bedah buku ini diadakan tujuannya untuk menggambarkan seperti apa itu sosok Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Kita yang notabene santri Mbah Hasyim cuma tau beliau ‘dari katanya’ saja dan nyaris belum pernah membaca biografi Hadratussyaikh. Kami yang dari jurusan MAKK sekaligus siswa MASS Tebuireng bersyukur sekali karena telah dirilisnya buku biografi perjuangan Hadratussyaikh dan diizinkan pula untuk membedahnya,” ungkap Ilham Abdul Majid selaku ketua MAKK.

Majalah Tebuireng

Sebagai pembanding KH. Mustain Syafi’i  mendeskripsikan lebih dalam lagi sosok Hadratussyaikh KH.  Muhammad Hasyim Asy’ari yang belum diketahui oleh banyak orang dan beliau juga memaparkan pandangan-pandangan kontemporer Mbah Hasyim tentang perjuangan beliau terhadap kemerdekaan Indonesia. Dan beliau menutup acara ini dengan berpesan “Kalau tidak bisa wiridan khusus atau tidak punya, ikutlah wiridannya Hadratussyaikh: Jangan sampai sehari semalam gak baca al-Qur’an,” ungkap beliau.

Lanjut Kiai Musta’in, Hadratussyaikh juga sangat apresiasi terhadap anak yang sudah bisa baca quran. Alkisah, dulu pernah ada tamu membawa anak kecil. Beliau bertanya kepada anaknya apakah kamu sudah bisa baca quran? Kalau jawabannya sudah bisa, maka beliau memberi hadiah dengan uang.

Harapan dari acara ini semoga semua yang hadir dan semua yang membaca buku “Hadratussyaikh Muhammad KH Hasyim Asy’ari Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia” dapat meneladani lagi sosok beliau. “Harapan saya setelah usainya bedah buku ‘Hadrotusyaikh M. Hasyim Asy’ary pejuang kemerdekaan indonesia’ semoga dapat berkiprah seperti beliau yang dalam perjuangannya tidak hanya memperdulikan kalangan santri saja namun bangsa serta negara tak luput dari cinta beliau, panjang umur perdamaian, panjang umur Indonesia,” tutur ketua MAKK.


Pewarta: Haidar

Publisher: MSA