Tebuireng.online-  KH. Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) turut hadir dalam acara peringatan 7 hari wafatnya KH. Salahuddin Wahid. Acara ini diselenggarakan di halaman utama Pesantren Tebuireng pada malam hari selepas shalat isya’ pada Sabtu (08/02/2020).

Dalam acara ini Cak Nun memberikan testimoni mengenai sosok almarhum KH. Salahuddin Wahid, “Kita tahu, orang hidup di zaman Tebuireng didirikan, pada saat itu ekonomi, sosial, dan masyarakatnya berbeda jauh dengan kompleksitas sekarang, yang mana kompleksitas tersebut lebih canggih, lebih ruwet, berlabirin-labirin, berlapis-lapis. Akan tetapi Gus Sholah mampu menjawab kompleksitas – kompleksitas yang tidak sederhana ini. Saya melihat Tebuireng ini, setelah Gus Sholah membangun dengan sedemikian rupa jenis kompleksitas keindonesiaan yang luar biasa,” ucap budayawan ini.

Tokoh Intelektual Indonesia ini juga mengutarakan bahwa, “Tebuireng adalah laboratorium terbentuknya Republik Indonesia. Pesantren Tebuireng harus menjadi serambi Madinah, jadi urusannya tidak hanya mengenai tauhid dan akidah. Akan tetapi juga, urusannya kepada silaturrahmi, pluralisme, berdagang dengan benar, dan itulah yang disebut Madaniyah, Gus Sholah merupakan sosok yang jujur, dan beliau tidak mengejar sesuatu yang tidak pantas dia kejar,” imbuhnya.

Testimoni dari Cak Nun ini diakhiri dengan membaca sholawat dan doa bersama para hadirin. Doa dan sholawat ini dikhususkan kepada Almarhum KH. Salahuddin Wahid. Tak hanya Emha Ainun Nadjib, banyak tokoh-tokoh dan ulama yang turut hadir dalam memperingati 7 hari wafatnya KH Salahuddin Wahid ini. Acara berjalan dengan khidmat dan lancar.


Pewarta: Nur indah

Majalah Tebuireng