KH. Salahuddin Wahid hadiri pelaksanaan Halaqah ke-7 KKNU26 di Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, Sabtu (30/3). (Foto: Abror Rosyidin)

Tebuireng.online– Komite Khittah NU 1926 (KKNU26) melaksanakan halaqah ke-7 untuk memperluas jangkauan gerakan mereka dalam mengembalikan NU kepada Khittah 1926. Kali ini penghelatan maraton itu diadakan di Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan pada Sabtu (30/03/2019). Dalam halaqah ini, KK26NU lebih memantapkan gerakan di jantung Ibu Kota.

Ketua KKNU26, KH. Salahuddin Wahid atau Gud Sholah mengingatkan bahwa Indonesia tergantung pada ormas-ormas yang ada, bukan partai politik. Hal itu ditegaskan Gus Sholah dalam kesempatan menyampaikan pandangan umum tentang Khittah NU 1926.

“Kita tau marwah parpol saat ini sangat rendah. Persatuan Indonesia tergantung pada Ormas-ormas. Yang paling besar adalah NU dan Muhamamdiyah,” ungkap Pengasuh Pesantren Tebuireng itu.

Karena itu, Gus Sholah khawatir jika tidak segera dikembalikan akan menjadikan NU semakin tidak jelas. “Kalau NU berubah menjadi parpol berbaju ormas, atau ormas rasa parpol, maka paradigma NU bukan paradigma ormas tapi paradigma parpol,” tambah Gus Sholah.

Tokoh sepuh NU itu juga menegaskan, meminjam kata-kata KH Tholchah Hasan, jika paradigma ormas berubah menjadi ala parpol maka semangatnya bukan melayani umat tapi menguasai umat. Padahal ketika NU tetap menjadi ormas dengan seutuhnya, maka bisa memberikan sumbangsih besar bagi kemanusiaan, agama, bangsa Dan negara.

Majalah Tebuireng

Untuk Itu, Gus Sholah menghimbau agar anggota KKNU26 ini tetap solid. Ia menjelaskan bahwa nanti harus ada agenda musyawarah antara KKNU26 dengan PBNU.

“Semoga langkah dan perjuagan kita diberikan izin dan ridha oleh Allah SWT,” doa dan harapan Gus Sholah terkait perjuangan KKNU26 dalam mengembalikan NU pada relnya.

Pewarta: M. Abror Rosyidin
Publisher: RZ