KH. Abdul Latief Badjuri saat menyampaikan Mauidhah Hasanah dalam acara Halal bi Halla dan Temu Alumni OPI TH di Nglaban Bendet Jombang pada Kamis (06/07/2017). (Foto: Rihlana Ardhian).

Tebuireng.online— Setelah sukses menggelar Festival al-Banjari se-Jawa Timur, Organisasi Daerah (Orda) OPI-TH (Organisasi Pelajar Islam Thoriqul Huda) Pesantren Tebuireng, melanjutkan agenda kegiatan tahunan di bulan Syawal dengan mengadakan Tabligh Akbar, Temu Alumni, dan Halal bi Halal. Acara yang digelar di halaman MI Salafiyah Syafi’iyah ar-Rahman Nglaban Bendet Diwek Jombang ini dihadiri oleh para santri dan alumni Pesantren Tebuireng pada Kamis (06/07/2017).

Orda yang meliputi 11 Kabupaten (Kediri, Jombang, Tulungagung, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Magetan, Madiun, Ponorogo, Blitar, dan Ngawi) ini, rutin mengadakan acara Halal Bi Halal setiap tahunnya. Tujuannya, untuk mengumpulkan kembali seluruh anggota OPI-TH, terutama untuk para alumni yang sudah lama tidak bertemu.

Acara Halal Bi Halal OPI-TH kali ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Jombang Ibu Hj. Munjidah Wahab, KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik selaku perwakilan dari Pesantren Tebuireng, dan penceramah kondang KH. Abdul Latief Badjuri atau biasa disapa Gus Latief.

Dalam kesempatan menyampaikan sambutan mewakili pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik menjelaskan perlunya silaturahmi dalam bingkai Halal bi halal. Hal itu, menurut Gus Fahmi, sapaan akrab beliau, dapat menjembatani persatuan, persaudaraan, dan kekeluargaan dalan kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, beliau meminta agar para alumni terus menjalin ukhuwah demi almamater tercinta, Pesantren Tebuireng, agama Islam, nusa dan bangsa.

Dalam ceramahnya, KH. Abdul Latief Badjuri manyampaikan beberapa hal mengenai iman, takwa dan wasilah, tentu dengan gaya ceramah yang sudah menjadi ciri khas beliau, humoris, tapi mengena. Gus Latief mengatakan, takwa jauh lebih susah dan komplek dari pada iman.

Majalah Tebuireng

Lek iman kuwi gampang, tinggal percaya dan yakin kepada Allah, Malaikat, Nabi, Kitab-kitab, Hari kiamat dan Qada’ qadar, uwes mari. Yang susah itu takwa. Takwa itu menjauhkan diri dari larangan Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Lek sampean-sampean kabeh iki aku percoyo lek iman, tapi durung yakin lek takwa, “terang beliau.

Dalam pidatonya, Ibu Hj. Munjidah Wahab juga menyampaikan pentingnya menuntut ilmu, terutama bagi santri-santri. “Menuntut ilmu itu sangat penting, apalagi buat kalian-kalian yang masih di pondok, apalagi pondoknya Mbah Hasyim Asy’ari,” terang Bu Mun, sapaan akrab Wabup.

“Kalian semua harus menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, agar kelak kalian bisa memimpin bangsa ini, memimpin umat ini, karena pemimpin yang murni NU itu jarang, paling cuma segelintir orang saja. Nah, maka dari itu, sampean-sampean ini yang harus meneruskan untuk memimpin bangsa ini,” tambah Ketua PC Muslimat NU Jombang 2015-2020 itu.


Pewarta:            Rihlana Ardhian Ghuvara

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin