(alm) KH. Agus Zaki Hadziq (Gus Zaki). sumber foto: Pustaka Tebuireng

Tebuireng.online– Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar, mengungkapkan bahwa Nahdlatul Ulama, khususnya daerah Jawa Timur sangat merasa kehilangan sosok KH. Agus Zaki Hadziq (Gus Zaki).

“Almarhum Gus Zaki, adalah sosok ulama yang hampir sempurna,” ungkapnya dalam acara peingatan 40 hari wafat Gus Zaki (9/8).

Kiai Marzuki menilai hal itu salah satunya adalah dari segi nasab Gus Zaki yang sudah sangat baik, karena beliau keturunan langsung Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

“Di sisi lain, Gus Zaki juga memiliki semangat yang luar biasa dalam menggerakkan kader-kader Nahdlatul Ulama, khusus para pemudanya. Tak berhenti sampai sana, Gus Zaki adalah satu-satunya tokoh yang mengumpulkan, karya-karya kitab Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, setelah Gus Ishom,” ungkapnya.

Menurutnya, mungkin hari ini kita tidak akan menikmati dan membaca karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, tanpa jasa Gus Zaki. Sehingga Kiai Marzuki menilai bahwa perjuangan Gus Zaki mengbadi pada Nahdlatul Ulama, sangatlah totalitas.

Majalah Tebuireng

Kiai kelahiran 22 September 1966 itu menjelaskan salah satu jasa Gus Zaki semasa mengabdikan dirinya di Nahdlatul Ulama yaitu telah sukses mengumpulkan para putra-putri kiai (gus-ning) dalam satu wadah organisasi.

“Sekitar 3000 putra-putri kiai dari daerah Jawa Timur hingga Jawa Barat, yang berhasil beliau kumpulkan. Selain itu, beliau juga berhasil membuat suatu wadah perkumpulan, para istri-istri kiai dari pulau Jawa hingga pulau Sumatera. Ini adalah suatu kehebatan yang dilakukan oleh almarhum, sebagaimana kakek beliau, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, yang sukses mengumpulkan para kiai-kiai Jawa dan Madura, sehingga dapat mendirikan organisasi bernama Nahdlatul Ulama,” terangnya.

Salah satu pesan yang disampaikan Kiai Marzuki yaitu pentingnya melanjutkan perjuangan Gus Zaki. “Almarhum telah mendirikan sebuah pondasi yang kuat untuk keutuhan Nahdlatul Ulama dalam menghadapi tantangan zaman. Dan tugas kita adalah melanjutkan perjuangan beliau hingga usai,” tandasnya.

Pewarta: Dimas Setyawan