detik.com

Tebuireng.online- Dalam momen dialog kebangsaan yang diselenggarakan di Grand Sahid Hotel, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Pusat, Senin (12/8/19), tokoh NU KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Sholah menyatakan menolak tegas istilah NKRI bersyariah, bahkan menurutnya NKRI bersyariah itu tidak ada, “Menurut saya NKRI bersyariah itu tidak ada, dulu sila pertama kan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. Kata itu kemudian dicoret dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dulu undang-undang kita mengandung kata syariah, sekarang tidak,” ujar Pengasuh Pesantren Tebuireng itu.

Meski menolak istilah NKRI bersyariah, namun Gus Sholah menegaskan bahwa dirinya bukan anti syariah, menurutnya, meski tanpa rumusan NKRI bersyariah, namun syariah Islam tetap bisa berjalan dengan baik di Indonesia. Jadi tidak perlu ada istilah NKRI bersyariah untuk bisa memberlakukan syariah Islam atau menjalankannya.

“Jadi tidak ada juga istilah NKRI bersyariah, bukan berarti kita anti syariah juga, tidak. Di tataran Undang-Undang Dasar tidak ada syariah, tapi di tataran Undang-Undang, monggo, tidak ada masalah. Syariah Islam jalan kok di Indonesia tanpa rumusan NKRI bersyariah, tanpa rumusan  NKRI bersyariah, jalan kok syariah Islam, jadi tidak perlu ada istilah itu” ujar Cucu pendiri ormas NU itu.

Hal senada diungkapkan oleh Try Sutrisno, Wakil Presiden RI ke 6. Tri mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai ideologi tidak dapat dirubah, ada syariah ialah bersifat personal. Seorang muslim silahkan menjalankan syariahnya. “NKRI bersyariah saya tidak tahu itu. Yang penting NKRI itu ber-Pancasila. Yang lain-lain kalau bicara Syariah itu pada pribadi. Seorang Islam Syariat Islam dilaksanakan, seorang Kristen menjalankan ajaran Kristen, seorang Buddha menjalankan ajaran Buddha, seorang Hindu menjalankan ajaran Hindu,” ujar Try.

Try mengungkapkan, hendaknya setiap warga negara Indonesia mengamalkan Pancasila. Sebab semboyan negara Indonesia adalah berneda namun satu tujuan, hidup damai dalam aneka ragam perbedaan.

Majalah Tebuireng

Pewarta: Nailia

Publisher: MSA