tebuireng.online—Dalam Pembukaan Halaqoh Ulama ASEAN 2016 beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak ulama pesantren untuk mempromosikan Islam Indonesia yang moderat ke dunia internasional. Menurutnya, perkembangan Islam di Indonesia dan kawasan ASEAN luar biasa, baik keilmuan maupun praktik keislaman yang bersejarah dalam bentuk budaya, produk kebudayaan, maupun sistem sosial, politik, dan ekonomi.

Wapres Jusuf Kalla melanjutkan, bahwa Islam yang lahir dan berkembang di Indonesia bercorak spesifik, moderat, dan akomodatif terhadap budaya lokal, meski tetap mengedepankan nilai-nilai universal Islam. Jika demikian, Islam Indonesia layak dijadikan kiblat pemikiran dan contoh praktik Islam yang wasatiyah.

Hal ini terlihat dari pendidikan Islam yang diajarkan di pesantren. Menurut pandangan KH. Salahuddin Wahid, berkembangnya Islam Indonesia itu merupakan hasil ajaran lembaga pendidikan tradisional yang disebut dengan pesantren. Perkembangan pesantren terbukti tangguh melalui arus zaman bahkan sejak era penjajahan Belanda di Indonesia sampai saat ini.

“Menurut saya, organisasi lintas zaman yang masih ada itu pesantren. Pesantren menunjukkan daya tahan yang luar biasa, ratusan tahun. Dan tidak banyak yang bisa menandingi pesantren dalam soal ini. Yang juga diakui para ilmuwan Barat, peran pesantren dalam membantu melawan kolonial Belanda (di Indonesia),” papar beliau.

Kiai yang akrab dipanggil Gus Sholah ini mengungkapkan juga bahwa memang pada zaman Orde Lama, pesantren cenderung dipandang sebelah mata. Namun, tidak berarti bahwa pesantren minim perhatian dari pemerintah. Pada 1951, Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) berdiri. Lembaga ini kemudian menjadi IAIN, yang belakangan marak menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Itu semua menjadi jalur peningkatan taraf keilmuan bagi para lulusan pesantren.

Majalah Tebuireng

Beliau menambahkan bahwa pada era Orde Baru, perkembangan pesantren mulai mendapatkan dorongan dari pemerintah. Melalui SKB Tiga Menteri pada 1975, madrasah diarahkan sebagai saluran bagi sistem pendidikan pesantren agar bergerak dari pinggiran menuju sentra. Tujuannya agar pesantren tidak melulu mengajarkan ilmu agama, melainkan juga ilmu-ilmu yang bersifat praktikal atau duniawi.

Dari seluruh paparan yang telah Gus Sholah jelaskan itu, beliau mengajak para peserta halaqah untuk ikut membantu. Seperti Pondok Pesantren Tebuireng yang telah bekerja sama dengan melibatkan para alumni untuk mendirikan pesantren-pesantren kecil di pelosok Indonesia.


Pewarta:          Ananda Prayogi

Editor:             Farha Kamalia

Publisher:        Farha K.

Sumber:     https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/08/31/ocqy3k365-menteri-bumn-besuk-gus-solah-di-jombang

https://www.kemenag.go.id/berita/435381/wapres-ajak-ulama-pesantren-promosikan-islam-indonesia