(keterangan dari kiri) Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) bergabung dalam acara Halal Bihalal Alumni Tebuireng via Zoom Meeting. (Foto: dokumentasi pesantren)

Tebuireng.online– Dalam Tabligh Akbar dan Halal Bihalal Alumni dan Santri Pesantren Tebuireng yang dilaksanakan via Zoom pada Kamis (20/6/20), turut hadir Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin. Pada kesempatan tersebut hadir pula sebagai pembicara beberapa perwakilan cabang IKAPETE (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng) di beberapa daerah.

Meskipun terdapat kendala teknis dalam pelaksanaannya, namun Gus Kikin sangat mengapresiasi terselenggaranya acara tersebut di tengah kondisi pandemi saat ini, “Kita sama-sama berniat untuk bertemu, tapi yang dilaksanakan virtual, InsyaAllah semua niat sudah tercatat dan mendapat balasan dari Allah SWT,” ungkap Pengasuh Pesantren Tebuireng itu.

Di awal sambutannya, Gus Kikin mengutip percakapannya dengan Almarhum Gus Sholah (Pengasuh ke-7 Pesantren Tebuireng) mengenai tujuan didirikannya cabang-cabang Pesantren Tebuireng yang saat ini sudah berjumlah 15 cabang.

“Terakhir saya ke Samarinda, kalau tidak salah di bulan Desember, ada rencana pembukaan cabang-cabang baru, saya bertanya kepada Gus Sholah, apa misinya pembukaan cabang-cabang itu? Nah beliau menyampaikan, “wah kalau itu ya kita syi’ar”, kalau syi’ar ya kita lanjutkan,” ungkap Gus Kikin menanggapi jawaban Gus Sholah.

Sebagai bagian dari Keluarga Besar Pesantren Tebuireng, Gus Kikin mengingatkan para alumni dan santri mengenai pentingnya syi’ar keagamaan, hal ini tentunya dengan berkaca pada role model yang sesungguhnya bagi para santri, yakni Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, muassis Pesantren Tebuireng. Sosok KH. Hasyim Asy’ari menurut Gus Kikin merupakan sosok pejuang dalam menyiarkan agama Islam, hingga suatu saat KH. Hasyim Asy’ari pernah berikrar di depan Multazam.

Majalah Tebuireng

“Sejak di Mekkah  KH. Hasyim Asy’ari, pernah berikrar bersama teman-temannya dari luar negeri, saat itu beliau belum berusia 28 tahun, beliau dan teman-temannya berikrar untuk mengangkat dan meninggikan Islam dan memerdekakan Negara Islam yang masih terjajah,” ungkap Gus Kikin.

Menjalin dan memperkuat persaudaraan atau ukhuwah antar muslim, utamanya sesama santri Pesantren Tebuireng, dipandang Gus Kikin sebagai salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh para santri dalam mensyi’arkan agama Islam, membangun komitmen dan semangat yang sama untuk melanjutkan perjuangan KH. Hasyim Asy’ari.

“Kita bersama-sama paling tidak semua ini sekarang membangun ukhuwah dengan semangat yang sama, meninggikan Islam, agar kita melanjutkan yang telah dilakukan oleh Hadratussyaikh. Sangat perlu kita sama-sama berpikir apa yang perlu dilakukan untuk melanjutkan perjuangan Hadratussyaikh,” pungkas Gus Kikin.

Pewarta: Nailia Maghfiroh