Pengenalan Dzurriyah Tebuireng merupakan materi ketiga yang disampaikan oleh Gus Muhammad Dzannuroin Aldivano di Masjid Ulul Albab, Rabu (29/06/2022).

Tebuireng.online– Pengenalan Dzurriyah Tebuireng merupakan materi ketiga yang disampaikan oleh Gus Muhammad Dzannuroin Aldivano di Masjid Ulul Albab, Rabu (29/06/2022). Beliau menyampaikan dengan penjelasan yang menarik dan mudah dipahami sehingga tersampaikan dengan baik kepada para santri baru Pondok Putri Pesantren Tebuireng.

Sebelum memulai materi, beliau menjelaskan tentang pondok pesantren yang merupakan tempat atau wadah yang berfungsi sebagai tranformasi ilmu dan pendidikan karakter diri seseorang, yang dengan berjalannya waktu terus berkembang pesat dan tidak ketinggalan zaman. “Zaman sekarang dengan zaman dulu jelas sangat berbeda, kita sebagai santri yang hidup di zaman sekarang sangat penting memahami digital untuk digunakan sebagai media dalam menyebarkan kebaikan,” ungkapnya.

Menurutnya, jadi kita sebagai santri yang hidup di zaman sekarang dituntut untuk selalu kepo, mencari tahu terhadap banyak hal, karena harapan pesantren terhadap kita kelak di tengah-tengah masyarakat tidak apatis melainkan peduli terhadap lingkungan sekitar. Tidak usah takut untuk melakukan kebaikan, keilmuan apa saja yang kita miliki baik ilmu hukum dan disiplin ilmu lainnya sudah waktunya bagi para santri untuk membagi lewat gawai ataupun teknologi yang digunakan.

Setelah mengawali materi berupa harapan kepada para santri, beliau menjelaskan tentang sosok Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari yang memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid dan Abdul Halim lahir pada tanggal 14 Februari 1871 M /12 Dzulqo’dah 1287 H yang merupakan putra dari pasangan Ibu Nyai Halimah dan Kiai Asy’ari. KH. Hasyim Asy’ari memiliki empat istri yaitu: Nyai Nafisah, Nyai Khodijah, Nyai Nafiqah dan Nyai Masruroh.

Nyai Nafiqah yang merupakan istri ketiga beliau merupakan sosok perempuan yang luar biasa dalam mendidik putra-putrinya salah satunya putra beliau KH. Abdul Wahid Hasyim yang menjadi Menteri Agama pertama di Indonesia. Tak lepas dari sosok seorang ibu yang luar biasa, Kiai Wahid dengan Ibu Nyai Sholihah Munawaroh juga dikaruniai putra-putri yang tak kalah hebatnya, di antaranya: KH. Abd Rahman Wahid, Aisyah Wahid, KH. Salahuddin Wahid,  Dr. Umar Wahid, Lily Khodijah Wahid, dan Hasyim Wahid.

Majalah Tebuireng
Gus Ivan foto bareng bersama para Pembina, Ospi (Organisasi Pondok Putri) serta para peserta Mosba

“Sosok yang sangat terkenal dari putra beliau yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau yang sering kita kenal dengan sebutan Gus Dur yang merupakan sosok yang memiliki pemikiran cerdas, hingga banyak yang mengatakan bahwa pemikiran beliau sudah melampaui dari zamannya karena saking luasnya pengetahuan dan keilmuan beliau,” jelasnya.

Selain itu, Gus Dur merupakan Presiden Keempat RI yang dicintai oleh banyak orang. Begitu pun dengan adik beliau, KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah yang sangat memiliki ide-ide luar biasa yang mana harus menjadi realita seperti halnya keinginan beliau pada saat itu untuk membawa nama Tebuireng lebih luas dan dengan usaha keras beliau, keinginannya saat ini sudah tercapai.

“Saya harap dengan pengetahuan dzurriyah ini kalian mendoakan dengan bertawasul kepada Mbah Hasyim dan beliau-beliau semua , siapa tahu dengan mendoakan beliau kebarokahan  kalian dapatkan dan menjadi santri yang bermanfaat, cita-cita tercapai serta menjadi santri yang bajik dan bijak dalam bersosial media,” harapnya. Materi diakhiri dengan tanya jawab antar peserta Mosba dan foto bareng bersama para Pembina, Ospi (Organisasi Pondok Putri) serta para peserta Mosba.

Pewarta: Adawiyah