Salah seorang peserta tes kenaikan Kudaireng menyampaikan pidato kepada para peziarah Maqbarah Masyayikh Tebuireng. Terlihat peziarah antusias hingga mengbadikan momen ini dalam video. (Foto: Deka Pranata)

Tebuireng.online Selain sebagai wadah pelatihan keorganisasian, Kumpulan Da’i Tebuireng (Kudaireng) juga merupakan tempat para santri mengembangkan bakat-bakatnya, terutama dalam hal menyampaikan dakwah Islam bil lisan. Berdasarkan tujuan tersebut, Kudaireng mengadakanya tes kenaikan bagi para peserta didik secara rutin setiap tahun. Tes kenaikan pada tahun ini dilaksanakan pada Kamis (09/03/17) di halaman Gedung KH. M. Yusuf Hasyim, Tebuireng, Jombang.

Tes kenaikan merupakan upaya dalam mengukur sejauh mana hasil yang diperoleh peserta didik selama enam bulan mengikuti pelatihan. Untuk menambah nuansa pengujian mental, tes kenaikan dilaksanakan pada malam hari, dimulai setelah shalat Isya’ hingga pukul 22.00 WIB. Dalam tes kali ini, terdapat dua jenis tes kenaikan tingkatan. Yaitu tes kenaikan dari tingkat 1 ke tingkat 2 dan tes kenaikan dari tingkat 2 ke tingkat 3, tentunya dengan kadar uji mental yang lebih menantang.

Tes kenaikan diawali dengan acara sosialisasi sistematika tes kenaikan yang disampaikan oleh Alfan, selaku ketua panitia. Sistemnya, seluruh peserta tes yang berjumlah sekitar 155 orang dibagi menjadi 15 kelompok dengan rincian setiap kelompoknya kurang lebih diisi oleh 10 peserta. Seluruh kelompok mengelilingi area Pesantren Tebuireng dan mengisi setiap pos yang telah disediakan oleh panitia.

Seluruh pos yang disediakan terbagi menjadi tiga pos utama. Yaitu Pos MC, Pos Sambutan, dan Pos Pidato. Pos pertama yaitu pos MC (Master of Ceremony) digunakan untuk menguji mental peserta didik dengan materi yang biasa dilakukan oleh pembawa acara. Pos ini merupakan pos yang paling ringan uji mentalnya, karena peserta hanya berbicara layaknya pembawa acara di hadapan teman-temannya sendiri yang sedang menikmati jajanan di kantin.

Pos kedua yaitu Pos Sambutan. Dalam pos ini, peserta ujian melakukan tes keberanian dalam menyampaikan sambutan. Lokasinya berada di jalur masjid hingga jasa boga dekat dengan Dalem Kasepuhan. Sebagian peserta tes dibawa ke depan Wisma Laskar Hiszbullah (LH). Di sana terdapat banyak santri sedang berkumpul. Sontak, teriakan dan sorakan terdengar ramai ditujukan kepada peserta tes ini untuk melatih rasa percaya diri saat menyampaikan sambutan.

Majalah Tebuireng

Sebagian peserta tes kenaikan tingkat 2 ke tingkat 3 juga ada yang diuji mentalnya untuk menyampaikan sambutan di setiap kamar yang di tempati sekitar 40 orang. Bahkan, sebagian lagi ada yang dites untuk menyampaikan sambutan kepada seluruh penghuni Wisma LH.

Pos yang terakhir yaitu Pos Pidato yang merupakan pos yang paling ditakuti oleh para peserta. Dalam pos ini, peserta dari setiap kelompok diminta untuk menyampaikan pidato di depan para peziarah maqbaroh masyayikh Tebuireng dari sepanjang lorong hingga area makam tersebut. Momen ini sengaja dilaksanakan bertepatan dengan kunjungan ziarah santriwati Pondok Pesantren Darul Falah yang memang sudah menjadi rutinitas mereka setiap malam Jumat. Hal ini justru membuat para penguji tes tersebut mudah dalam melakukan pengujian sekaligus penilaian terhadap peserta. Mereka merasa tertantang

Selesai proses tes, peserta dikumpulkan di halaman Wisma Kiai Ilyas (KI) membentuk lingkaran besar, sedangkan panitia membentuk lingkaran tersendiri di tengah. Sambutan ucapan selamat disampaiakan oleh Tanthowi, mantan Ketua Kudaireng kepada seluruh peserta tes. Ia merasa bangga karena peserta sangat antusias dalam mengikuti tes kali ini.

“Itu tadi belum seberapa. Nanti kalian di masyarakat akan merasakan jauh lebih sakit,” ungkap Ki Awi, panggilan akrabnya. Beliau menegaskan bahwa perjuangan para peserta didik Kudaireng itu masih panjang, tidak hanya berhenti setelah tes ini. Maka, lanjutnya, semuanya harus terus melatih diri mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menghadapi tantangan dakwah di tengah masyarakat nantinya.

Menurut salah satu peserta tes kenaikan, Abril, acara ini cukup mengasyikkan dan benar-benar melatih mental para peserta. “Ya asyik aja gitu, ini bener bisa ngelatih mental kita,” ungkap peserta kenaikan dari tingkat 1 ke tingkat 2 ini.

Sebagai penutup acara, seluruh peserta dan panitia yang hadir di halaman Wisma KI ini menyanyikan lagu Hymne Tebuireng, Hymne Kudaireng, dan diakhiri dengan Mars Kudaireng. Selanjutnya, peserta dan panitia yang terdiri dari lintas usia, lintas kelas dan lintas unit ini, melakukan prosesi mushofahah atau tradisi bersalam-salaman, sembari panitia membagikan konsumsi kepada para peserta.


Pewarta:    Ananda Prayogi

Editor:       Munawara

Publisher:  M. Abror Rosyidin