tebuireng.online—Malam Kemarin (04/01) Pondok Pesantren Tebuireng mengadakan acara Seribu rebana yang dipimpin langsung oleh Mbah Bolong alias KH. Nur Hadi. Setelah diguyur hujan selama kurang lebih satu jam mulai pukul 19.00 -20.00 WIB, acara yang diadakan di Halaman Pondok Pesanren Tebuireng Putri atau Samping Masjid Ulul Albab itu, tetap berjalan walau harus menunda hingga pukul 20.30 WIB.

Acara ini juga di hadiri oleh H. Drs. Agus Sunyoto, M.Pd., KH. Irfan Sholeh dari Tambak Beras, dan Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng KH Fahmi Amrullah Hadzik. Setelah selesai pembacaan surat yasin dan tahlil dilanjutkan dengan mauidotul hasanah.

Mauidhoh pertama disampaikan oleh H. Drs. K.Ng. Agus Sunyoto, M.Pd., seorang penulis dan ahli sejarah asal malang yang terkenal dengan karyanya “Atlas Walisongo”. “Jangan di pikirkan orang-orang yang berpendapat bahwa shalawatan itu bid’ah dholalah. Sebab faktanya sudah jelas, shalawat itu kita baca di setiap sholat, baik itu sholat sunnah maupun fardlu dalam sehari adalah 102 kali”, papar Agus Sunyoto.

Perwakilan Keluarga Besar Pesantren Tebuireng adalah KH. Fahmi Amrullah. Beliau menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran pengasuh KH. Salahuddin Wahid, sebab sakit. Beliau bercerita bahwa amblasnya makam Gus Dur setelah dua hari, itu bukan apa-apa, “Tukang yang gali kuburannya Gus Dur saya tanya, kenapa tanah makam Gus Dur kok tidak kamu injak-injak biar padat, kulo takut kualat Gus”. Kata Gus Fahmi menceritakan sebab amblasnya makam Gus Dur.

Acara seribu rebana pada malam itu dipungkasi dengan mauidhoh hasanah oleh KH. Irfan Sholeh dari Tambak Beras. Dalam ceramahnya beliau sangat mengapresiasi partisipasi para personil POLRES Jombang dan ABRI yang turut mendukung acara tersebut baik dalam pembacaan shalawat maupun sumbangan dana. Selain itu KH. Irfan Sholeh juga berpesan untuk terus mencintai Rasulullah SAW dengan mengumandangkan shalawat. (fatih/abror).

Majalah Tebuireng