Wisudawan terbaik menerima penghargaan dan foto bersama Pengasuh serta Dzurriyah Tebuireng. (foto: ayong)

Tebuireng.online– Unit Pendidikan SLTA di bawah naungan Yayasan KH. Hasyim Asy’ari: MA Salafiyah Syafi’iyah, SMA A Wahid Hasyim, SMA Trensains Tebuireng, Madrasah Muallimin, dan SMK Plus Khoiriyah Hasyim, gelar acara wisuda serentak di lapangan SMA A Wahid Hasyim pada Sabtu (25/5).

Dalam acara wisuda yang bertajuk “Membumikan Akhlak Santri Menjadi Generasi Hebat Membangun Generasi Emas 2024″, KH.Bahrul Ulum selaku wali dari M. Fadil Aulia Al Ulum diberi kesempatan menyampaikan sambutannya mewakili walisantri. Dalam kesempatan itu, ia meminta rida dan memohon maaf apabila terdapat kurangnya sikap tawadhu’ dari santri-santri.

“Karena tanpa rida dari panjenengan, kurang sopan santun, ilmu itu tidak akan bermanfaat,” ungkapnya di hadapan seluruh hadirin.

Bagi beliau sekalipun ketika santri hanya bisa menimba ilmu selama setahun karena diboyongkan, beliau berharap agar santri-santri yang dipulangkan itu mendapatkan rida dari kiai.

Direktur kerjasama Institut Pertanian Bogor, Dr. Ret. Nat. Jaenal Efendi S. Ag. M.A dalam kesempatan itu menyampaikan orasi, ia membahas terkait ayat yang dibawakan oleh qori yang berbunyi: “Allah itu mengangkat derajat 2 kelompok manusia, yakni mereka yang mempunyai iman dan mempunyai ilmu,” ujarnya menerjemahkan sebuah ayat Al-Qur’an.

Majalah Tebuireng

Sebelum itu, beliau juga mendapatkan banyak cerita dari Gus Kikin tentang Hadratussyaikh, bahwa Hadratussyaikh memiliki pola pikiran yang sederhana tetapi briliant, serta penampilan fisik yang juga bagus.

Dalam penyampaian orasi tersebut pula, beliau meminta agar wisudawan dapat bersyukur menjadi santri Hadratusyaikh. “Adik-adik perlu berbahagia, banyak ditempat sana yang ingin diakui sebagai santri Hadratusyaikh, santri terbuireng otomatis menjadi santri beliau,” ungkapnya.

Baca Juga: 497 Santri Putra Dinyatakan Lulus, Ikuti Wisuda Takhassus dan Binnadhor

Selain itu Dr. Ret. Nat. Jaenal Efendi juga menjelaskan ciri-ciri orang yang diangkat derajatnya, sebagaimana yang terdapat dalam kitab jurumiyah.

“Yakni ada 4 alamat, adh dhommatu wal waawu wal alifu wan nuunu,” jelas beliau.

Dimana dalam dhummah terdapat 4 tanda yang pertama adalah isim mufrod yakni Allah SWT. Kemudian presiden, gubernur atau pimpinan pasti menerapkan Jamak Taksir, yaitu kata benda yang berubah dari bentuk asalnya untuk menjadi jamak yang tidak beraturan. Contoh saat pagi hari kita salat dhuha yang  ini adalah keluar dari bentuk aslinya.

“Jika normalnya belajar 4 jam, kita belajar 8 jam. Pasti kalian akan menjadi orang yang diangkat derajatnya”.

Yang ketiga adalah jamak muannats salim. Dimana hebatnya kita adalah karena hebatnya ibu kita,  hebatnya kita adalah karena orang tua kita, bapak kita.

Yang keempat adalah orang yang melakukan aktivitas sebagai fi’il mudhori’, yaitu zaman sekarang dan yang akan datang. “Tidak boleh niat yang murahan sesaat, tapi harus jangka panjang. Ini adalah sindiran dari syaikh Jurumiyah.”

Baca Juga: Pondok Putri Sukses Gelar Wisuda, Berikut Daftar Santri Terbaiknya

Pesan beliau di manapun kita berada nanti, kuliah dimanapun, atau Allah mengangkat derajat kita jadi orang yang mulia, orang terpandang dengan tanggung jawab besar memikirkan umat, atau posisi menjadi orang biasa biasa saja dalam masyarakat, layaknya pada umumnya, atau naudzubillah kita di takdirkan untuk menjadi bawahan.

“Baik kita mau jadi rofa’, nashob, maupun jer, kita harus tetap memiliki karakter santri,  kita harus menjunjung tinggi akhlak,  itu sudah dikatakan kita menang,” ujarnya mengutip bait kitab Ibnu Malik dalam kitab Alfiyah.

Turut hadir dalam acara ini, pengasuh Pesantren Tebuireng Kyai Abdul Hakim Mahfudz, ketua yayasan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari  Dr. H. Ali Faishal, Sp.A., Hj. Farida Salahuddin Wahid, Mudir bidang pembinaan lembaga pendidikan KH. Kusnadi said S.H. M.Si., Mudir Bidang Pembinaan Pondok Pesantren Tebuireng, H. Lukman Hakim, BA.,  Kh. Riza Yusuf Hasyim, Kh. Fahmi, KH. Irfan Yusuf, KH. Bahrul Ulum, jajaran Kyai, dzuriyyah, serta jajaran kepala unit satuan pendidikan Pesantren Tebuireng.

Pewarta: Ilvi