Salah satu grup musik santri Tebuireng unjuk gigi dalam Festival Musik Islam dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1439 H. pada Rabu (20/09/2017). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online— Tahun baru masehi selalu menawarkan kemeriahan, tetapi tahun baru hijriyah relatif lebih sepi, walau jumlah umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Untuk itu, dalam rangka menyemarakkan malam Tahun Baru Islam 1439 Hijriyah, Pondok Putra Pesantren Tebuireng menggelar Festival Musik Islami antar wisma santri pada Rabu (20/09/2018). Sejumlah grup musik ikut serta memeriahkan acara tersebut dengan tampilan-tampilan yang menarik, syahdu, dan penuh kegembiraan.

Mudir bidang Pondok, H. Lukman Hakim BA. Menjelaskan bahwa semarak peringatan tahun baru Islam ini merupakan bentuk pendidikan bagi santri Pesantren Tebuireng agar terbiasa memeriahkan tahun barunya sendiri. Untuk itu, acara yang diadakan disesuaikan dengan budaya dan tradisi yang islami, seperti Festival Musik Islami ini, bukan yang berbau maksiat dan hura-hura.

“Kalau tahun baru masehi, seakan-akan itu sedunia memperingati. Termasuk kita melok-melok (ikut-ikut). Yang benar, mestinya hari ini kita memperingati hari kita sendiri, hari Islam sendiri. Tahun baru yang mereka rayakan, kita ganti dengan kegiatan yang lain, yang Islami, tidak ada hura-hura seperti di jalan-jalan,” ungkap H. Lukman ketika menyampaikan sambutan dalam acara pengajian umum memperingati datangnya 1 Muharram 1439 H.

Pananggungjawab acara, Ustadz Sholihin menjelaskan, peserta yang mengikuti festival ini ada 14 grup yang merupakan perwakilan dari 14 wisma dari total 25 wisma di Pondok Putra Pesantren Tebuireng. Mereka menampilkan berbagai karya musik, ada yang menampilkan shalawat al Banjari, ada yang menggunakan perkusi, dan ada yang menunjukkan ciri khas mereka melantunkan nadzaman (kumpulan bait syair Arab) dengan iringan-iringan musik tabuhan.

Menurutnya, penyebab tidak semua wisma mengikuti festival ini, karena kurang siapnya beberapa wisma menyiapkan diri, padahal panitia sudah memberikan waktu dua minggu. Ia juga menjelaskan bahwa, walau merupakan acara internal Tebuireng, panitia tak tanggung-tanggung menyiapkan hadiah untuk mengapresiasi karya santri. Juara 1 mendapatkan 1 trofi plus tabanas 750.000 rupia, juara 2 mendapatkan trofi plus tabanas 500.000 rupiah, dan juara 3 memperoleh trofi plus tabanas 250.000 rupiah. Untuk juara harapan 1-3 mendapatkan trofi saja.

Majalah Tebuireng

Juri menetapkan 6 juara dalam festival ini. Juara 1 diraih oleh wisma LH Atas, juara 2 oleh Mua’allimin SLTA, dan juara 3 oleh wisma SH Tengah. Sementara itu, juara harapan 1 disabet grup dari wisma SZ Tengah, harapan 2 oleh LH Bawah, dan harapan 3 oleh AB SMK. Seluruh juara berhak mendapatkan hadiah yang disediakan oleh panitia.


Pewarta:            Iryan Ramdhani

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin