Para personil juara 1 & 3, pembimbing, dan panitia berfoto bersama piala dan roket air hasil karya mereka

tebuireng.online– Siapa bilang santri hanya mengaji saja? Santri juga bisa menguasai dan mahir dalam bidang yang lain, baik akedemik maupun non-akademik. Enam orang siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS) Pesantren Tebuireng sukses membuktikan jika santri juga bisa menguasai sains. Mereka yang terbagi menjadi dua kelompok sukses menjadi juara 1 dan 3 Lomba Roket Air antar Madrasah Aliyah (MA) negeri dan swasta se-Kabupaten Jombang di MAN 1 Jombang, kemarin (16/02/2016).

Dua kelompok tersebut dibagi menurut kelas, kelompok pertama adalah kelas 1 dan kelompok kedua adalah kelas 2. Kelompok pertama sukses menjadi juara 1, sedangkan kelompok kedua menyusul dengan memperoleh juara 2. Kelompok satu terdiri dari Bisri Samsuri, Bagus Rosyadi Ahmad, dan Ahmad Fahrurrozi. Kelompok dua terdiri dari Sinergi Muharrom, Muhammad Fahruddin, dan Miftahus Surur. Mereka adalah anggota Forum Sains Madrasah Aliyah (FOSMA) Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng. Juara 2 diraih oleh perwakilan dari MAN Tambak Beras.

Salah satu personil kelompok yang mendapat juara 1, Bagus Rosyadi Ahmad mengaku bahwa ia dan teman-temannya mengetahui perlombaan itu dari guru fisika mereka, Bapak Rino Junaidi. Dari informasi itu, mereka kemudian tertarik untuk mengikuti lomba tersebut, tanpa berpikir panjang. “Kata Pak Rino sih nggak usah pinter, yang penting kerja keras dan semangat,” ungkap Bagus saat diwawancarai wartawan Tebuireng Online.

Anggota lain, Bisri Samsuri menceritakan proses pembuatan dan latihan mereka sehingga bisa mendapatkan juara. Bisri mengatakan bahwa kesempatan mereka latihan hanya sekitar tiga minggu. Perbedaan tempat tinggal, sebagian di pesantren dan sebagian di kampung, membuat mereka kesulitan menentukan tempat dan waktu yang leluasa. Namun, mereka mensiasati hari Jum’at penuh sebagai hari mereka bertemu menggarap r

Roket air hasil karya para siswa MASS Tebuireng

oket. Baru pada minggu terakhir, mereka dapat intensif berlatih, karena mendapat izin tidak mengikuti pelajaran di sekolah pasca jam istirahat.

Majalah Tebuireng

Konsep roket yang mereka buat sederhana, bahkan bisa dikatakan tidak bertema. Namun, kreatifitas mereka sangat menentukan hasil yang didapat. Mereka hanya menggunakan bahan-bahan sederhana, seperti pipa, botol air mineral, malam, kanopi, dan cat pilok. Yang membuat nilai lebih adalah kanopi, malem yang dioleskan pada ujung botol air mineralnya dan tambahan alat barometer, yang tidak digunakan oleh kelompok yang lain. Bahkan ketika mencari dan menerapkan referensi cara membuat roket air dari internet, mereka malah gagal. Dengan ide kreatif mereka sendiri, mereka sukses membuat roket air yang ideal, bahkan mampu menjadi juara.

Para juara, pengurus Fosma, dan Kepala MASS Bapak Sholahuddin berfoto bersama depan sekolah

Satu lagi yang membuat hasil mereka lebih unggul, adalah laju roket yang tidak ke atas, melainkan lurus ke arah garis finis. Siapa yang paling mendekati finis dia adalah pemenang, tentu saja dengan menilai tampilan dan keunggulan roketnya. “Lawan kami itu banyak yang arahnya ke atas, bahkan banyak yang nyangkut di pohon,” ungkap Bagus. Ia juga menceritakan proses peluncuran yang membuat mereka bisa menang, adalah dengan menggunakan air 1/3 botol air mineral 600 ml dan tenanan udara 1,45 Bar (145.000 Pascal), sehingga manghasilkan kecepatan 17,35 m/s. Mereka mengaku masih mencari informasi perlombaan selanjutnya. Target berikutnya mereka berniat menjadi juara tingkat provinsi. (abror)