Pengasuh Pesantren Tebuireng. Kh. Salahuddin Wahid memberikan motivasi kepada para santri usai Doa Bersama dalam rangka sukses UN 2017 di Masjid Tebuireng, hari ini (06/04/2017). (Foto: Falah R. Falasif)

Tebuireng.online— Ujian Nasional tahun akademik 2016/2017 untuk SMA/MA tinggal menghitung hari. Pada tanggal 10-14 April nanti para siswa-siswi kelas 3 akan berjuang mengerjakan soal-soal UN, termasuk para siswa-siswi atau santri kelas 3 MA Salafiyah Syafi’iyah dan SMA A. Wahid Hasyim Pesantren Tebuireng. Demi kesuksesan hajat tahunan tersebut, pengurus pondok putra melaksanakan doa bersama di Masjid Tebuireng usai shalat Maghrib hari ini (06/04/2017).

Dalam acara tersebut, hadir Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid didampingi Wakil Kepala Pondok Putra, Ustadz Slamet Habib. Doa bersama ini dipimpin oleh Ustadz Mustaqim Maskan. Para santri yang belum beranjak dari duduk semula usai shalat Maghrib berjamaah, diajak membaca istighasah, shalat Tasbih empat rakaat, dan shalat Hajat dua rakaat.

Selain diperuntukkan bagi kesuksesan UN SMA/MA, doa bersama ini juga ditujukan bagi kesuksesan UN SMP/MTs pada Mei 2017 mendatang, kesuksesan Pesantren Tebuireng membuka cabang (red: 11 cabang) di berbagai daerah di Indonesia, untuk kesuksesan Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), dan juga untuk Bangsa Indonesia.

Usai doa bersama, Gus Sholah memberikan motivasi atau wejangan kepada para santri, khususnya yang akan menghadapi Ujian Nasional. Dalam sambutan itu, beliau berpesan agar para santri yang akan ujian tidak usah mengaggap beban, apalagi hingga mengalami stres. “Justru stres menganggu kalian mengerjakan soal,” ungkap pengasuh di depan para santri.

Selain itu, beliau menegaskan agar para santri dalam mengerjakan soal UN bertindak jujur dan tidak curang dalam kondisi apapun. Bagi Gus Sholah nilai akhlak berupa kejujuran lebih segalanya daripada nilai-nilai kognitif. Beliau juga berpesan agar para santri usai lulus nanti meneruskan ke jenjang selanjutnya, yang SMP/MTs melanjutkan ke SMA/MA/SMK, dan yang melewati masa putih abu-abu untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau di lembaga pendidikan lain.

Majalah Tebuireng

Dalam doa penutup, Gus Sholah meminta kepada Allah agar para santri dijadikan anak-anak saleh, bermanfaat bagi sesama, bagi agama, bangsa dan negara. Beliau juga mendoakan para santri agar dapat menggapai cita-cita dan harapan mereka di masa depan.


Pewarta:    M. Abror Rosyidin

Editor:        Farha Kamalia

Publisher:   M. Abror R.