Salah satu peserta sedang tampil dalam lomba shalawat Festifal Kota Santri yang diadakan Disporabudpar Jombang di Parkiran Kawasan Makam Gus Dur, Selasa (08/12/2015)
Salah satu peserta sedang tampil dalam lomba shalawat Festifal Kota Santri yang diadakan Disporabudpar Jombang di Parkiran Kawasan Makam Gus Dur, Selasa (08/12/2015)

tebuireng.online– Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kab. Jombang mengadakan Festival Kota Santri pada Selasa (08/12/2015) di Parkiran Kawasan Makam Gus Dur Tebuireng Jombang. Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. dan menyongsong haul Gus Dur yang ke-6.

“Ini merupakan acara yang sudah diagendakan dan sudah dianggarkan oleh Disporabudpar kabupaten Jombang”, ungkap Ibu Tjitrawati Cici selaku Kepala Bidang Disporabudpar Kabupaten Jombang. Acara ini digelar di Parkiran Kawasan Makam Gus Dur dengan tujuan agar masyarakat mengetahui bahwa di tempat tersebut sedang didirikan Museum Islam Hasyim Asy’ari.

“Ingin shalawat di desa kami semakin maju dan ramai. Walaupun latihan cuma 2 kali, kami tetap optimis untuk menang,” tutur M. Husen Asy’ari, delegasi dari Perak dengan groupnya yang bernama Lihubbirrasul membawakan kasidah berjudul Antudkhilana.

Acara perdana ini diikuti oleh peserta delegasi setiap kecamatan se-Kabupaten Jombang. Masing-masing kecamatan mendelegasikan satu grup. Total peserta ada 21 group. Tiga  terbaik dan  tiga harapan akan memperoleh tropi , sertifikat, dan  uang pembinaan.

Agusti Dwiningtyas dari grup Muhasabatul Qolbie Jogoroto Jombang mengatakan bahwa grupnya yang sudah malang melintang di jagat al-Banjari Jawa Timur dan tidak jarang mendapat juara, mengaku sangat mengapresisasi kegaitan ini. Pasalnya pengalamannya dalam manggung selama ini, jarang sekali sebuah instansi pemerintah mengadakan festival shalawat seperti ini. Grupnya yang mendapatkan informasi perlombaan mendadak, langsung mendaftar dan latihan di lokasi. “Hanya berpartisipasi. Karena suka sama shalawat,” ungkapnya.

Majalah Tebuireng

Selain festival shalawat yang dilombakan, sejumlah kiai, GP Anshor, Banser, Muspika, dinas terkait, dan masyarakat melantunkan shalawat “Asyraqalan” dengan berdiri hikmat bersama-sama setelah perlombaan selesai sambil menunggu hasil keputusan juri.

Pihak Disporabudpar juga berharap agar Shalawat al-Banjari lebih mendunia. “Kita harus bangga karena yang paling antusias mengikuti acara ini adalah para generasi muda. Semoga kesenian yang bersifat islami ini jangan sampai punah,” ungkap Bu Cici. (nurul/anita/abror)