Sumber foto: https://www.ummi-online.com/5-tempat-bersejarah-di-sekitar-masjid-nabawi/

Oleh: Silmi Adawiya*

Idul Fitri adalah hari kemenangan umat Muslim dari dahulu hingga kini. Idul fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal selalu ditunggu-tunggu oleh mereka yang mau merayakannya.

Mereka yang berkeluarga atau bekerja di luar kota selalu menyiapkan tiket pulang kampung dari jauh-jauh hari guna bersilaturahim dengan keluarga. Ibu-ibu sudah siap mengantri di kasir swalayan seusai membelanjakan baju baru anaknya. Dan banyak kisah indah lainnya yang hanya ada jika sudah dekat-dekat hari lebaran.

Tradisi seperti itu menunjukkan sikap mereka yang mengikuti sunah Rasulullah. Layaknya Rasulullah SAW yang juga menyambut hari raya Idul Fitri dengan suka cita. Lantas seperti apakah Rasulullah SAW merayakan Idul Fitri pada masanya?

Pertama, Rasulullah SAW mulai bertakbir ketika waktu sudah tiba 1 Syawal. Beliau memperbanyak takbir mulai dari Maghrib hingga menjelang pelaksanaan shalat Idul Fitri. Beliau menjalankan perihal yang telah dituliskan Allah dalam QS al Baqarah ayat 185:

Majalah Tebuireng

وَلِتُكْمِلُواالْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan) nama Allah atas petunjuk yang telah diberikan-Nya kepadamu, semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur.”

Kedua, Rasulullah SAW mandi sunnah, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian yang terbaik pada hari raya Idul Fitri. Dalam sebuh hadis dari Hasan as Shibti disebutkan:

اَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْعِيْدَيْنِ اَنْ نَلْبَسَ اَجْوَدَ مَا نَجِدُ وَاَنْ نَتَطَيَّبَ بِاَجْوَدِ مَانَجِدُ وَاَنْ نُضَحِّيَ بِاَثْمَنِ مَا نَجِدُ

Rasulullah saw. memerintahkan kepada kami agar pada kedua hari raya memakai pakaian yang terbagus, memakai wangi-wangian yang terbaik dan berkurban dengan hewan yang paling berharga.” (HR. al Hakim)

Ketiga, Rasulullah SAW menyempatkan diri untuk makan buah kurma sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di masjid. Dalam hadis dari sahabat Anas, ia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَايَغْدُوْ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْ كُلُ ثَمَرَاتٍ وَيَأُكلُهُنَّ وِتْرًا

Pada waktu ‘idul fithri Rasulullah SAW tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.”(HR. Ahmad dan Bukhari)

Keempat, Rasulullah melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah. Beliau berkumpul bersama keluarga dan umat muslim lainnya di Masjid atau di lapangan. Hadis dari sahabat Ibnu ‘Abbas mengatakan:

اَنَّ رَسُوْلَ اللهَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُخْرِجُ نِسَاءَهُ وَبَنَاتَهُ فِى الْعِيْدَيْنِ

“Sesungguhnya Rasulullah saw. mengajak keluar seluruh istri dan anak-anak perempuannya pada waktu dua hari raya.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

Kelima, Rasulullah mengambil jalan yang berbeda ketika berangkat shalat Idul Fitri dan pulangnya. Dalam sebuah hadits disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا خَرَجَ اِلَى الْعِيْدِ يَرْجِعُ فِى غَيْرِ الطَّرِيْقِ الَّذِىْ خَرَجَ فِيْهِ

Apabila Nabi saw. pergi shalat hari raya, maka ketika pulang Beliau menempuh jalan yang berlainan dengan di waktu berangkatnya.” (HR. Ahmad, Muslim dan Turmudzi)

Dan yang terakhir (keenam) adalah mengucapkan tahni’ah kepada orang yang ditemuinya. Ali Hasan menjelaskan dalam kitab Ahkamul Idain bahwa beliau saling doa mendoakan kepada sesama dengan ucapan:

مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ

“Semoga kalian temasuk orang yang kembali suci (seperti bayi yang baru lahir) dan termasuk orang yang beruntung”.

Atau juga bisa dengan mengucapkan kalimat seperi di bawah ini:

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian”.

Demikian adalah beberapa amalan yang dilakukan Rasulullah SAW menyambut Hari Raya Idul Fitri. Beliau selalu dengan suka cita menyambut hari besar umat Islam itu. Patutnya kita dapat menirunya?


*Alumnus Unhasy dan Pesantren Putri Walisongo Cukir.